04 Oktober 2009

All For One, One For All

Aku mempunyai beberapa kisah persahabatan dengan orang-orang yang berbeda. Kisah-kisah persahabatan yang dipertemukan oleh berbagai setting, latar belakang dan keadaan yang berbeda satu dengan yang lain. Namun semuanya sangat aku inginkan, sangat aku harapkan kelanggengannya.
Sahabat, selaksa harta berharga karena sangat tinggi nilainya. Sebuah kasih akan terulur ketika kita membutuhkannya, bahkan diri yang rapuh bisa menjadi tegar karenanya. Akan selalu ada yang peduli, ketika kita ingin berbagi suka dan duka. Begitu besar makna sebuah persahabatan.  Sebuah timbal balik yang saling menguntungkan. Bukan semata-mata secara fisik namun nilai psikisnya yang tak terhingga.
Aku ingin berbagi tentang salah satu kisah persahabatanku.

All For One, One For All..
Pernah dengar semboyan ini kan? Ada di film Iron Mask-nya Leonardo De Caprio. Aku sengaja mengambil kalimat itu untuk mengabadikan jalinan persahabatan kami. Semua untuk satu, satu untuk semua..
Sebuah kisah persahabatan 4 anak manusia, antara Aku, Anny, Annisa dan Adiba. Kami dipertemukan oleh sebuah keberuntungan nasib, bisa kuliah satu fakultas meskipun berbeda jurusan.
Mulanya biasa saja, sampai kedekatan terjadi begitu saja seiring waktu yang berjalan. Tanpa paksaan, tanpa pamrih maupun embel-embel lainnya. Hanya sebuah tawaran untuk bisa berbagi satu sama lain.

Ini adalah tentang kita…Aku, Anny, Annisa dan Adiba..
Memang bukan sebuah kisah yang terceritakan komplit. Hanya sebuah cersupen alias cerita super pendek..

Di antara kita bertiga, seleraku adalah yang ter-nyleneh. Jika sedang jalan-jalan berburu suatu barang, seringkali terjadi kelucuan di sini. Ketika aku bilang bagus terhadap sesuatu, lebih sering 3 orang sahabatku akan langsung menengok dengan ekspresi muka aneh sambil komentar..” What? Mana bagusnya?”.
Itulah salah satunya, kenapa kita tidak pernah bersaing dalam urusan naksir menaksir seseorang. Alasan utama adalah jarang-jarang seleraku disukai oleh 3 sahabatku , kecuali makan enak tapi murah dan hidup hemat...hehe. Maklum dong, saat kita sedang dekat secara fisik dalam perantauan menuntut ilmu di kota Yogyakarta, sumber finansial kita adalah jatah dari orang tua masing-masing. Jadi kalau dihambur-hamburkan untuk foya-foya, sayang banget. Kasihan orang tua kita dong tentunya..

Kita kompak memploklamirkan semboyan hidup “hemat is the best”. Yaah..daripada makan enak dan mahal tapi sekali, lebih baik makan enak, murah dan bergizi namun setiap hari 3 kali..(hehehe, setuju kan..!).
Tidak hanya selera kita yang berbeda, bahkan hobi dan karakter kami juga lebih banyak bedanya. Tapi ketika berkumpul, sepertinya terasa matching-matching saja. Meskipun kadang ada protes-protes kita, dengan cara protes kita masing-masing.
Contohnya, Adiba yang suka dan getol mengkampanyekan kebersihan dan kerapian akan mengomel kepada aku atau Annisa yang suka meletakkan barang sembarangan. Hal yang paling sering dia lakukan adalah memungut rambut yang tidak sengaja rontok ketika bersisir, membuang plastik bekas bungkus sesuatu ke tempatnya, macem-macem yang berhubungan dengan kata bersih dan rapi. Kadang aku berpikir, sepertinya sahabatku yang satu ini lebih cocok jadi “pasukan kuning” dinas kebersihan kota daripada jadi pns badan meterorologi dan geofisika deh..hihi.
Tak jauh beda dengan Adiba, Anny pun juga mempunyai sense of clean yang tinggi. Salah satunya, dia tidak  bisa tidur jika kasur tidak dalam kondisi bersih dan rapi. Maka hal yang sering dilakukan setiap malam atau menjelang jam 2 siang adalah pukul-pukul sapu kasur. Meskipun aku dan Annisa sudah pulas meski kasur dalam kondisi berantakan, Anny tidak peduli. Aksi pukul-pukul kasur atau membersihkan karpet akan tetap jalan terus. Hal itu untuk membangunkan aku dan Annisa yang selalu bisa tidur di sembarang keadaan.
Berbeda, dengan Adiba dan Anny yang bersifat “pasukan kuning” dinas kebersihan kota, Aku dan Annisa cenderung cuek. Kita berdua bisa tidur dalam kondisi apapun..haha, parah ya? Namun tetap saja kita berdua mempunyai hal-hal yang tidak disukai atau sekedar membuat heboh sesaat.
Misalnya, aku yang tidak suka diganggu ketika tidur. Karena bisa tidur dalam kondisi apapun, maka seramai apapun, ketika aku ngantuk maka tidur akan jalan terus. Kalau aku sudah tidur pulas, wah harga mati deh. Jangan coba paksa dibangunkan apalagi dikagetkan, karena hasilnya adalah jutex sepanjang hari.
Yang terakhir adalah Annisa.  Aura bijaksana dan keibuan yang terpancar pada pandangan pertama akan luntur jika kita mendengar suara “kucingnya”. Manja sekali. Aku paling suka menggodanya dan dia akan mengadu pada Anny dengan gaya “kucing”nya. Mencari perlindungan pada induknya nihyee..aiihh..!

Bermacam-macam sikap kekanak-kanakan kami yang terjadi ketika sedang kumpul bersama. Mungkin perbedaan dan kebebasan kita bersikap tanpa ada yang ditutup-tutupi itulah yang menyatukan kami. Cieeee….!!

Aku ingin lebih mengingat kembali sahabat-sahabatku itu.
Anny..
Bersuku sunda tapi jagoan berbahasa jawa. Bahkan “medhok”nya sudah lihai sekali. Dulu pertama kali bertemu, aku tidak percaya kalau Anny adalah sunda tulen. Adaptasi yang sangat bagus ketika menjadi seorang perantau di Yogyakarta bukan?
Anny adalah sosok Berkarakter tegas dan paling dewasa diantara kami berempat. Dia cenderung tertutup dengan masalah-masalah pribadinya. Prinsipnya, selama masih bisa dihandle sendiri, kenapa dishare-kan. Saya sangat menyukai performanya yang sporty, aura wajahnya manis alami khas sunda, pendiam tapi asyik buat teman di waktu happy dan sedih. Jarang sekali aku lihat roman muka “melo”nya, meskipun hatinya sedang bersedih. Semua masalahnya tertutupi dengan rapi. Dia sangat care dengan kepentingan sahabat yang lain.
Aku sangat nyaman dengannya. Begitu terpesonanya aku, bahkan aku pernah berkata kalau aku ingin punya kekasih seperti Anny. Ups, tapi aku tidak jatuh cinta dengan Anny lho..hehe..(gawatss itu..!!). Maksudnya, kenyamanan seperti yang aku rasakan ketika bersama dia.

Annisa..
Di antara kami, Annisa memiliki pemahaman agama yang terbagus. Penampilannya konsisten dari waktu ke waktu. Meskipun berpaham islam yang bagus, namun logika “funki” positifnya tetap jalan. Jilbabnya tetap syar’i meskipun bergaul dengan orang-orang dari berbagai latar belakang karakter. Supel dan luwes ketika bergaul dengan berbagai kategori umur. Di kampus, dia termasuk aktivis dengan leadership yang kuat. Kemampuannya memanage orang cukup  bagus. Annisa sangat cocok menjadi sosok ketua alias pemimpin.
Namun, kepiawaian dan aura angker-bijaksana yang terlihat ketika memimpin suatu kepanityaan acara, sangat berbeda ketika sedang bersantai berkumpul bersama kita bertiga. Annisa akan berubah menjadi sosok yang manja dan menggemaskan. Apalagi kalau bersama Anny, waw..luar biasa manjanya. Tapi meskipun berkarakter dasar manja, tdia akan mempunyai pandangan-pandangan logis-islami ketika dimintai pendapat tentang sesuatu. Istilah jawanya, “empan papan”. Karakter yang ditunjukkannya akan sesuai dengan keadaan. Jika sedang serius, sangat serius. Jika sedang santai tentu saja juga santai.
Cara Annisa berpendapat pun pintar, sehingga kita tidak pernah merasa dipaksa untuk melakukan pendapat itu dengan terpaksa.

Adiba..
Sahabatku yang satu ini, cukup unik. Adiba  tidak menutupi semua hal yang sedang terjadi di hatinya. Jika dia sedang sedih, maka dia akan bercerita bahkan menangis. Begitu juga ketika sedang happy, maka dia akan tersenyum sepanjang hari dan menceritakan hal yang membuatnya bahagia. Dia terbuka menyampaikan semua hal yang disukai dan tidak disukainya. Jika dia merasa mencintai “sesuatu” maka dia akan tulus  memberikan perhatian yang lebih pada “sesuatu” itu. Hal itu juga dilakukannya kepada kami.
Adiba sangat perhatian dengan hal-hal romantis kami, seperti ulang tahun kami, keluarga kami, bahkan masalah-masalah kami. Daya ingat dan perhatiannya tajam. Namun begitu, sifat posesifnya yang kuat ketika merasa mencintai “sesuatu”, seringkali membuat emosinya sensitif. Sehingga ketika “sesuatu” itu tidak memberikan timbal balik perhatian seperti yang diharapkannya, maka sensitifitas emosinya akan muncul.

Ketiga sahabatku memang unik dan menarik bagiku. Lalu bagaimana dengan aku sendiri?
Aku tidak begitu tahu bagaimana aku di mata mereka. Yang aku rasakan selama ini, mereka care dengan aku. Anny, Annisa dan Adiba mencintai aku dengan semua kelebihan dan kekuranganku.
Aku yang hoby sms-an, aku yang tidak begitu suka ngobrol, aku yang jutex berat ketika sedang ngantuk, aku yang suka ketiduran ketika yang lain sedang ramai nonton film action, aku yang susah bangun ketika sudah tidur meskipun gempa terjadi, aku yang labil, Aku yang sedikit narsis jika melihat ada kamera atau hp berkamera, Aku yang hobi makan tapi takut gemuk, dan semua kekuranganku yang lain. Aku merasa bebas di depan mereka karena tidak menutup-nutupi satu hal pun.
Mungkin itulah salah satu indikator sahabat bagiku, dimana aku bisa dan boleh bersikap tolol di depan mereka. Tidak ada perasaan jaga image sama sekali.

Life must go on..
Kami melanjutkan jalan kehidupan kami masing-masing. Aku di sekitar Solo-Jogya-keluar kota sesuai job kerja, Anny mengabdi ke Ciamis, Annisa bersama suami sibuk berbisnis di Wates dan Adiba melancong ke Gowa, Makasar. Tentu saja, kami tidak akan bersama secara fisik selamanya. Masing-masing akan menjalankan rencana masa depannya. Namun meskipun berpisah, semoga hati akan selalu tertaut.

Bagiku..
Hakikat persahabatan ternyata tidak sekedar berkumpul secara fisik. Jika fisik dekat tetapi hati jauh, apalah artinya. Lebih afdol jika fisik dan hati dekat..hehe.
Persahabatan juga tidak harus sms atau telpon-telponan setiap saat-setiap waktu-setiap hari. Kan bukan rexona yang setia setiap saat? Hehe.
Aku bahkan jarang menelpon mereka. Namun setidaknya, aku merasa memiliki orang-orang yang siap menampung semua curahan hatiku ketika sedang memerlukan tempat berkeluhkesah.
Setidaknya, aku merasa memiliki orang-orang yang akan menanyakan kabarku ketika salah seorang dari kami berbicara dengan salah seorang dari kami yang lain.
Setidaknya, ada orang yang bisa menjelaskan kabarku, ketika ada orang di luar kami yang menanyakan keadaanku.
Menurutku itu sudah lebih dari cukup. Persahabatan itu simpel namun punya makna yang dalam. Tidak perlu muluk-muluk mendefinisi dan mempraktekkan sebuah persahabatan. Tidak perlu menuntut perhatian berlebihan karena masing-masing juga punya kepentingan pribadi.
Kita hanya perlu menjaga hati untuk sebuah persahabatan yang indah dengan orang-orang yang telah kita pilih menjadi sahabat kita.

Aku memilih lagu “semua tentang kita”nya peterpan sebagai soundtrack, untuk mengabadikan semua memori indah yang pernah aku alami dengan siapapun dan dimanapun yang telah berlalu.
Namun untuk ketiga sahabatku ini, aku menambahkan secuil cuplikan lagu peterpan yang lain..
“ Berjalanlah, walau habis terang, ambil cahaya cintaku, terangi jalanmu.
Diantara beribu lainnya
Kau tetap..kau tetap..kau tetap benderang..”


Untuk para pembaca semua, sebuah pesan yang tidak perlu ditanyakan kepada para ahli nih, yaitu keep in touch dengan semua orang yang pernah kita kenal. Lebih-lebih,orang-orang itu adalah sahabat-sahabatmu. Meskipun sebuah jarak terbentang, tapi hati tetap tertaut.
ALL FOR ONE, ONE FOR ALL..! And Be My Friend..

2 komentar:

Unknown mengatakan...

akhrnya aku tahu.. dl2 kau sring bete trnyata karna terganggu tidurmu. Dan br ku tahu jg trnyata kau jatuh cinta sm mamak anny hehe..
Indah. itulah kita. kalo deket kdg bete2nan, tp kita sadar kita slg membutuhkan. saling melengkapi. dg semua perbedaan karakter kita. Dan ktika tak ada di samping lagi, tetap sj mjd yg pertama dicari pd saat down. Karena yakin bs menguatkan.
Tak perlu stiap hr hadir, tp stiap saat ada dlm do'a.
thanks 4 the post.
i Luv U aLL

RAHMA SOFIA mengatakan...

mamak anny menolakku je, memilih dikau dib..hehehe.