25 Oktober 2009

Antara Kamar 124 Dan Kamar 585

Aku kembali menginap di Saphire hotel untuk ke-beberapa kalinya. Seperti lagunya Kla..” Masih seperti dulu. Tiap sudut menyapaku bersahabat..”
Aku merasa tidak asing dengan sudut-sudut saphire, itu opini pertama otakku yang menyamankan hatiku.
Opini kedua, tinggal menunggu jawaban “siapa orang-orang baru yang akan aku temui dan menjadi teman baruku nanti?”
Ah, ternyata aku menemukan teman-teman lamaku juga dalam satu kamar. Hanya seorang teman baru. Tiga banding satu, menanglah..hehe! (Uiih, seperti sedang ngegame saja ya?)
Akhirnya, Saphire menjadi tempat yang benar-benar tidak asing. Ada Rum, Atik, Wieke di kamar 124 kemudian pindah ke 585..

Sebuah kamar kelas standar di Saphire Hotel Yogyakarta.
Fasilitas tidak berbeda dengan kamar-kamar yang lain. Bed, bath room, televisi, mini kulkas, kaca, lemari, telepon, meja dan kursi yang minimanis..ahh, seperti itulah pokoknya.
Tapi ada yang lain bagiku, sebuah keceriaan setiap berada di kamar. Bahkan tidur pun kita selalu ceria, bagaimana kalau tidak sedang tidur?
I never feel lonely in here. I feel relax, I feel happy..

Antara kamar 124 dan kamar 585.
Ada Aku, Roem, Atik dan Wieke. Empat personel manis yang siap tertawa setiap saat. Tapi bukan berarti kita gila lho.
Mungkin, kita hanya rajin mengkampanyekan slogan “tertawa itu sehat” kali..hehe.

Ah, jadi kangen kalian..(ciee..!!)

Roem..
Aku nulis namamu seperti nulis sebuah perjanjian di jaman perjuangan bangsa Indonesia tempo dulu saja ya..Roem-Royen. Koreksi saja, aku ganti dengan nama benermu..Rum.
Rum is woman. Kalau ada yang bilang dikau laki, berarti orang itu merem. Tonjok saja biar melek. Weits..kriminal ya sarannya..hehe.
Tinggi semampai, berkarakter agak “sedikit” tomboy, tegas meski kadang melo. Salah satu kepiawaiannya adalah menjadi “psikolog” cinta. Sepertinya kliennya juga cukup banyak..hehe.
Rum penyuka hal-hal yang bernuansa agak macho. Baik itu aksesoris, maupun selera hati. Tapi meski “sedikit” tomboy, Rum memiliki kemampuan masak yang handal kata beberapa orang yang pernah terlibat kerja dengannya.
Tapi, aku belum percaya karena Rum belum pernah memberi bukti masakan ke aku..(huu ngarep dimasakin nihyee..hehe!)
Untuk Rum, tetap be yourself.
The dragon has nine sons, Each different from the others. Alias setiap orang diciptakan dengan temperamen dan watak yang berbeda.
So, tetap be yourself..

Atik..
Raut muka keibuan, sikap lemah lembut, wanita sekali. Sudah lama aku mengenalnya, namun akhirnya tambah akrab..akrab..dan semakin akrab. She’s so nice to be a friend.
Namun seringkali penampilan itu bisa menipu lho. Percaya? Kalau teman-teman langsung percaya, berarti kalian manutan..hehehe.
Atik yang keibuan, pendiam dan lemah lembut ternyata jago ngocol. Berkali-kali perutku dibuat terpingkal-pingkal oleh sikap, kata-katanya. Yang jelas tertawa bahagia yang lepas dan refleks tanpa dipaksakan lho. Suerr..!
Ada-ada saja tingkahnya yang membuat kelucuan, meskipun dia tidak sengaja melucu. Mungkin, aku sarankan dia daftar ke srimulat saja kali ya.
Untuk Atik, terima kasih telah menjadi teman curhatku. Meskipun saran-saranmu seringkali justru membuatku bingung..hehe.
Ini adalah lamaran untukmu : “ Be my close frend forever, please..!”
Jika dikau bilang “No”. Aku akan menjawab: “ Sungguh teganya..teganya..teganya..!”

Wieke..
Kesan pertamaku, “Wah, judes!”
Akhirnya, aku keluarkan juga jurus jutek-ku. Judes vs Jutek..mana yang menang ya?
Hanya butuh waktu beberapa menit dengan kesan judes itu. Matahari mulai menyingsing dan bersinar cerah. Judesnya Wieke sudah berubah menjadi manis. Mungkin karena tadi lampu dimatikan sehingga kondisi gelap dan sekarang kondisi kamar sudah terang, sehingga manisnya Wieke baru kelihatan..hihi.
Koleksi fashion Wieke paling charming diantara kami. Baju-baju cantiklah seleranya. Dipakai Wieke, matching-matching saja. Tapi kalau dipakai aku? Tidak menjamin deh..hihi pengen nih ye ceritanya.
Secara usia, Wieke termuda di antara kami. Namun aku suka, ketika dia tidak pernah memanggil “mbak” pada kami. Santai saja, langsung panggil nama. Lebih akrab di hati, tanpa batas senior dan yunior. Ah, toh tak beda jauh to dhiajeng Wieke cute..

Bagaimana aku di mata kalian? Aha, pasti kalian bilang aku baik-baik saja..hehe, PD ihh..!

Karena kalian, Saphire tidak pernah terasa menjemukan..
Aku harap jalinan pertemanan ini tidak berakhir di Saphire. Akan tersambung terus..teruus..dan teruuus..tidak belok-belok. Keep in touch forever.
Meskipun tidak ada perjamuan di dunia ini yang tidak pernah berakhir.

A Single Tree Makes No Forest, One String Makes No Music
Sebatang pohon tidak menjadi hutan, sehelai senar tidak menjadi musik

Keep Spirit Anywhere..!


(Untuk mengenang saat-saat indah bersama Rum, Atik dan Wike di kamar 124 dan 585, Saphire Hotel)



1 komentar:

serat sukma mengatakan...

huk huk huk..ternyata aku dikira kau judes :(...hahahahahahah..i miss uuu sofiee :)))