30 Oktober 2009

Apabila menginginkan kawan yang bersih dari dosa dan salah, perlu waktu tak sedikit menghitung dan mencari dosa serta kesalahan terkecil setiap orang.
Dan yang kita dapatkan adalah tak seorang pun ada tanpa dosa dan salah.
Untuk hidup bersama di dunia ini, kita harus bisa memaafkan.

27 Oktober 2009

How to make our life to be more simple?

Ambil waktu 30 menit, tanpa gangguan sama sekali. Bisa dengan mendengarkan musik-musik lembut.
Jawablah pertanyaan dalam “game” di bawah ini:


Dikau mengetahui bahwa usiamu hanya tersisa selama 1 tahun saja. Dikau tahu bahwa akan meninggal pada tanggal yang persis dengan sekarang satu tahun yang akan datang. Apakah yang akan dikau lakukan selama setahun ke depan?
Apakah prioritasmu?


Ambil catatan dan tuliskanlah rencana-rencanamu sebanyak dikau mau. Ingat hanya 1 tahun saja tidak lebih. Fokuslah pada situasi tersebut dan tuliskan hal-hal yang benar-benar akan dikau lakukan.

Jika sudah merasa yakin dengan jawabanmu, tidak usah mengisahkan jawaban itu kepada orang lain. Simpan di dalam dompet atau buku kerjamu. Tengoklah setiap saat, setiap waktu.

Albert Enstein pernah berkata,
“Segala sesuatu seharusnya dibuat sesederhana mungkin, tapi bukan yang lebih sederhana.”

Membuat sesuatu yang rumit menjadi tidak rumit, itulah yang paling rumit

25 Oktober 2009

Ex Tim 32 _ SPKP 3

Rangkaian kata-kata ini aku tulis untuk semua personal Tim 32_SPKP 2009 tanggal 18 Oktober kemarin..

Kesan pertama yang aku rasakan di pertemuan pertama kita adalah tatapan mata asing. Ah, biasa..sebuah awal kebersamaan.
Tapi hanya sesaat, hanya butuh waktu singkat hingga akhirnya aku merasa nyaman bersama kalian. Sangat singkat..suerr..!

Nobodies perfect.A spect on a jade stone won’t obscure its radiance..
Tidak ada yang sempurna. Satu noda pada batu permata tidak akan mengaburkan kilaunya

Ini adalah tentang kalian. Semua yang aku tangkap dari tampilan diri kalian.

Shalinna, You are so sweet in my eyes..
Pada dasarnya, aku memang sangat respect dengan wanita berjilbab lebar. Orang-orang seringkali menamainya seorang akhwat (Ya iyalah..masa berjilbab dipanggil ikhwan..hehe). Meskipun aku sendiri masih kategori “ikhwit”. Karena jilbabnya kecil sih..hehe. Tapi, aku kagum dengan seorang wanita yang mau berjilbab syar’i.
Aku memang belum begitu mengenal sosok Shalina sampai dalam banget. Kebersamaan kita cukup singkat. Hanya 3 hari lebih sedikit.
Tapi tampilan sebuah semangat tidak mudah mengeluh, komitmen dengan pekerjaan dan karakter tidak manja sudah tertangkap di hatiku. Aku nyaman bekerja sama dengan Shalina.
Kesan pertama sekali ketika bertemu sosok Shallina adalah seorang yang pendiam. Ternyata kesan pertama tidak selalu benar meski ada benarnya. Ternyata Shalina bisa tertawa lebar dan kadang-kadang narsis pula..hihi, maaf ya Shalina.
Sosok cantik, smart, solehah..
Ahh, siapa yang tidak naksir? Ternyata akhwat yang satu ini, diam-diam banyak fansnya..hehe. Jadi, siapa bilang bilang berjilbab lebar tidak menawan? 
Goodluck ya, sister. Semoga tetap istiqomah dalam penampilan, kesahajaan,  kehangatan sikap dan lain-lain yang positif.
Seperti lagunya peterpan..”Biar Shalli mencariku, biarkan dia terbang jauh. Dalam hatinya hanya satu. Jauh hatinya hanya aku. Katakan ku tak kan datang. Pastikan ku tak kan kembali..”
Eits..jangan dipikirkan terlalu jauh lagu ini. Aku hanya ingin menulisnya saja, karena ada nama Shalli-nya saja..hehe.

Ika, Lembutnya..alamaak..!
Gadis ayu asal yogyakarta. Sekilas melihatnya, langsung terlihat “Jogja”nya. Pendiam, suara lembut, muka sabar, penampilan sederhana tapi tetep eyecatching dan ayu pula. Enak lihatnya. Meski kadang-kadang aku harus tanya 2 kali karena suaranya yang sangat lembut dan lirih.
Sesaat kebersamaan kita, Ika juga bukan tipikal wanita yang mudah mengeluh untuk sesuatu yang tidak begitu penting untuk dikeluhkan. Semoga tetap seperti itu, sister. Goodluck dan selamat beradventure di ranah garam, Madura.
Pesanku, jika ada lomba karapan sapi, jangan ikutan daftar ya. Meski tak kalah-kalah amat dengan sapi untuk urusan warna kulit, ngalah saja ya..hehe.

Nikmah..
Pertemuan pertama, kita duduk bersebelahan. Tapi saling cuek. Pertemuan kedua, kita duduk sebelahan lagi di bus yang membawa tim 32 ke Tempel, Sleman. Aahh, kali ini kita tidak saling cuek. Justru sebaliknya. Kita bercerita banyak hal. Tidak ada kesan baru kenal kemarin.
Nikmah, adalah gadis yang punya tingkat birul walidain yang tinggi. Dia meninggalkan Bali dan pekerjaannya yang dulu demi ayah ibunya.
Nikmah sangat takut jika dalam project ini, dia ditempatkan di kota Jember dan itulah yang menjadi bahan ledekanku.
Ahh, ternyata ledekan itu justru kena aku sendiri. Justru aku yang dapat lokasi penempatan di Kota Jember.
Hanya ingin berbagi Nikmah..
Sebenarnya, aku juga tidak ingin ke kota ini. Jika dikau bercerita, bahwa kota ini ada sangkut pautnya dengan kisah cintamu. Ahh, sebenarnya kita sama.
Kota ini adalah hometown-nya seseorang yang pernah mengisi hatiku 9 tahun silam, namun akhirnya harus aku hilangkan samasekali dari memoriku..shift+delete. Bahkan recycle bin memoriku pun tak mau menyimpannya.
Nasib..akhirnya datang juga aku ke kota ini.

Asma Ramli..
Cantik? Pasti. Khas Manado-lah. Secara, memang gadis ini adalah orang Manado. Cantik, supel dan muka ramah membuat Asma mudah akrab dan mudah menjadi pusat perhatian. Terutama kaum adam..
Selama begadang bersama, Asma bisa membuat suasana sepi jadi ramai karena memang karakternya yang ramai penuh tawa.
Pokokna..”Asma tea teh geulis. Pokokna mah asyik pisan jalmina..!”
Selamat berjuang ya, Asma. Meski sekarang bolpoint merahmu berganti biru. Tetap tunjukkan semangat dan keceriaanmu. Keep spirit..!!

Devi..
Kesan pertama..” Gila..jutek nian anak ini..!”
Kesan kedua..” Wah, childish benar anak ini..!” 
Jangan marah dulu ya, Dev. Itu hanya 2 kesan awal saja. Kesan selanjutnya, dikau manis lho. Coba deh dikau tersenyum. Manii..iis sekali. Jika Devi masih ragu dan bertanya, “ Ah, masa sih?”
Yaa..kalau tak percaya, coba jilat saja..hehe, gula kali..! Becanda Devi, rajin-rajin tersenyum ya. Tunjukkan manismu ke semua orang.
Pesan dari seorang kakak nih..
” Lebih bisa kontrol emosi. Jika merasa orang lain membuat dikau emosi, jangan ditanggapi langsung. Hirup nafas panjang, diamlah dulu. Beberapa saat emosimu akan normal kembali. Baru tanggapi dengan kata-kata yang menyejukkan. Oh iya, jangan lupa lebih rajin tersenyum. Senyummu manis..sueeerrr…!!”
Be happy di manapun kau berada, enjoy saja ya. Don’t give up..!


Whisnu..
Rekan sesama editor data yang menyenangkan. Meskipun kelihatannya tidak banyak omong dan cuek, ternyata Whisnu asyik menjadi teman ngobrol. Bahkan karena asyiknya ngobrol di kelas materi, kita sampai di-sstttt sama pendamping kelas. Pasti dikau tidak begitu nyadar ya..hehe.
No many comment about Whisnu. Jika dari segi phisically, semua mata normal akan bilang dikau keren. Eits, jangan kembang kempis dulu hidungnya ya..hehehe.
Pokokna, Have a nice journey di Sulawesi. Baik-baik sama pasangan data editormu ya. Bawakan cerita indah dari Sulawesi..


Azwar “diamond eyes” Irsyadi..
Aha, sampai juga aku menuliskan sesuatu tentangmu, brother.
Aku salut sekali kepadamu, ketika kita di menara pandang merapi tanggal 20 oktober lalu..masih ingat? Kalau lupa, aku review kembali. Saat itu aku bertanya kepadamu :
Aku      : “ Azwar, Kekasihmu orang mana?”
Azwar  : “ Aku tidak pacaran, Mbak. Aku lebih suka model taaruf-an.”
Cukup singkat dialognya, tapi membuat aku salut kepadamu. Tidak menyangka, seorang berpenampilan fun ternyata bukan penganut paham pacaran. Aku setuju, brother. Aku dukung deh..! Semoga dikau mendapatkan akhwat impianmu.
Oh, iya..kenapa aku menulis Azwar “diamod eyes” Irsyad?
Because your eyes is so beautiful, bright like diamond. Pasti tidak sadar ya? Memang seringkali begitu. Keindahan yang bisa dilihat orang lain, tapi susah dilihat sendiri kecuali lewat cermin tentunya. Jadi, habis baca tulisan ini dikau bercermin ya. Menikmati indahnya sinar matamu sendiri.
Berkesempatan mengenalmu sangat menyenangkan. Goodluck in every where, Brother. Keep in touch forever ya..!

Sonny..
Aihh..Sonny di awal-awal pertemuan dengan Sonny di akhir-akhir pertemuan, sungguh berbeda. Aku pikir, dikau akan cuek, mahal senyum dan jutek dari awal sampai akhir. Ternyata salah. Sonny bisa tertawa dan lucu.
Aku pikir, Sonny tidak bisa berbahasa Jawa, ternyata bahasanya sering memakai bahasa jawa. Banyak tangkapan kesanku yang salah kepada Sonny. Ternyata, Sonny adalah figur cuek yang menyenangkan.


Enjang..
Penampilan bolehlah macho, cuek, ala kadarnya, nge-slank, tapi hati romantiis dan sikap yang manis. Itulah Enjang.
Aku menangkap sikap manismu dari keseharianmu. Rajin menyapa duluan, disapa bals menyapa, tidak mengecewakan orang yang menyapalah pokoknya.
Informasi lain, datang dari Whisnu yang bercerita bahwa pekerjaan Enjang rapi dan enak ketika dimintai konfirmasi. Meskipun terlihat slengekan, ternyata pekerjaannya lancar. Berarti, Enjang punya jiwa komitmen yang bagus dengan pekerjaan. Sipp..!
Keep spirit, Enjang. Be yourself and get the best result..!

Syukri..
Karakter Madura, jelas terlihat dari profil wajahnya. Keras. Itulah kesan pertamaku. Apalagi, senyum dan sapaanmu pun jarang terekspresikan.
Aku perlu minta maaf cukup besar dengan seorang Syukri, karena aku sempat jengkel sesaat, karena tidak sabar. Tapi Cuma 2 jam saja. Setelah itu, aku bisa melihat Syukri lebih kepada kelebihannya. Ternyata Syukri lucu, sehingga bisa menghidupkan suasana.
Ahh, SPKP ini..Syukri kembali ke kampung halaman sendiri. Enak nian..! Tapi dimana pun berada, do the best ya.
Oh, iya..kita punya satu kesamaan berkaitan dengan tanah Madura. Beberapa keluargaku tinggal di tanah kelahiranmu. Jadi nitip ya..hehe.


Aku menilai kalian, teman-teman ex tim 32. Maka kalian juga berhak menilai aku. Tapi sebelum kalian menilai kenegatifanku, aku minta maaf dulu jika ada kesalahan atau sikap yang membuat kalian tidak berkenan..(hehe, curang ya. Nyuri start!)
Aku adalah orang dengan atribut kelebihan dan kekurangan. Lupakan hal yang membuat kalian jengkel. Yang aku sadar, hanya 2 orang yang sempay merasakan kejutek-anku, yaitu Devi dan Syukri. Tapi yang tidak sadar..ehmm, semoga tidak ada. Pokoknya, minta maaf ya.
Terima kasih bisa membuatku tertawa, membuatku menulis tentang kalian dan menjadi bagian dalam perjalanan hidupku, meskipun singkat sekali.
Tetap semangat..!


(Untuk mengenang kebersamaan yang indah dengan ex tim 32_SPKP 3)

 




Antara Kamar 124 Dan Kamar 585

Aku kembali menginap di Saphire hotel untuk ke-beberapa kalinya. Seperti lagunya Kla..” Masih seperti dulu. Tiap sudut menyapaku bersahabat..”
Aku merasa tidak asing dengan sudut-sudut saphire, itu opini pertama otakku yang menyamankan hatiku.
Opini kedua, tinggal menunggu jawaban “siapa orang-orang baru yang akan aku temui dan menjadi teman baruku nanti?”
Ah, ternyata aku menemukan teman-teman lamaku juga dalam satu kamar. Hanya seorang teman baru. Tiga banding satu, menanglah..hehe! (Uiih, seperti sedang ngegame saja ya?)
Akhirnya, Saphire menjadi tempat yang benar-benar tidak asing. Ada Rum, Atik, Wieke di kamar 124 kemudian pindah ke 585..

Sebuah kamar kelas standar di Saphire Hotel Yogyakarta.
Fasilitas tidak berbeda dengan kamar-kamar yang lain. Bed, bath room, televisi, mini kulkas, kaca, lemari, telepon, meja dan kursi yang minimanis..ahh, seperti itulah pokoknya.
Tapi ada yang lain bagiku, sebuah keceriaan setiap berada di kamar. Bahkan tidur pun kita selalu ceria, bagaimana kalau tidak sedang tidur?
I never feel lonely in here. I feel relax, I feel happy..

Antara kamar 124 dan kamar 585.
Ada Aku, Roem, Atik dan Wieke. Empat personel manis yang siap tertawa setiap saat. Tapi bukan berarti kita gila lho.
Mungkin, kita hanya rajin mengkampanyekan slogan “tertawa itu sehat” kali..hehe.

Ah, jadi kangen kalian..(ciee..!!)

Roem..
Aku nulis namamu seperti nulis sebuah perjanjian di jaman perjuangan bangsa Indonesia tempo dulu saja ya..Roem-Royen. Koreksi saja, aku ganti dengan nama benermu..Rum.
Rum is woman. Kalau ada yang bilang dikau laki, berarti orang itu merem. Tonjok saja biar melek. Weits..kriminal ya sarannya..hehe.
Tinggi semampai, berkarakter agak “sedikit” tomboy, tegas meski kadang melo. Salah satu kepiawaiannya adalah menjadi “psikolog” cinta. Sepertinya kliennya juga cukup banyak..hehe.
Rum penyuka hal-hal yang bernuansa agak macho. Baik itu aksesoris, maupun selera hati. Tapi meski “sedikit” tomboy, Rum memiliki kemampuan masak yang handal kata beberapa orang yang pernah terlibat kerja dengannya.
Tapi, aku belum percaya karena Rum belum pernah memberi bukti masakan ke aku..(huu ngarep dimasakin nihyee..hehe!)
Untuk Rum, tetap be yourself.
The dragon has nine sons, Each different from the others. Alias setiap orang diciptakan dengan temperamen dan watak yang berbeda.
So, tetap be yourself..

Atik..
Raut muka keibuan, sikap lemah lembut, wanita sekali. Sudah lama aku mengenalnya, namun akhirnya tambah akrab..akrab..dan semakin akrab. She’s so nice to be a friend.
Namun seringkali penampilan itu bisa menipu lho. Percaya? Kalau teman-teman langsung percaya, berarti kalian manutan..hehehe.
Atik yang keibuan, pendiam dan lemah lembut ternyata jago ngocol. Berkali-kali perutku dibuat terpingkal-pingkal oleh sikap, kata-katanya. Yang jelas tertawa bahagia yang lepas dan refleks tanpa dipaksakan lho. Suerr..!
Ada-ada saja tingkahnya yang membuat kelucuan, meskipun dia tidak sengaja melucu. Mungkin, aku sarankan dia daftar ke srimulat saja kali ya.
Untuk Atik, terima kasih telah menjadi teman curhatku. Meskipun saran-saranmu seringkali justru membuatku bingung..hehe.
Ini adalah lamaran untukmu : “ Be my close frend forever, please..!”
Jika dikau bilang “No”. Aku akan menjawab: “ Sungguh teganya..teganya..teganya..!”

Wieke..
Kesan pertamaku, “Wah, judes!”
Akhirnya, aku keluarkan juga jurus jutek-ku. Judes vs Jutek..mana yang menang ya?
Hanya butuh waktu beberapa menit dengan kesan judes itu. Matahari mulai menyingsing dan bersinar cerah. Judesnya Wieke sudah berubah menjadi manis. Mungkin karena tadi lampu dimatikan sehingga kondisi gelap dan sekarang kondisi kamar sudah terang, sehingga manisnya Wieke baru kelihatan..hihi.
Koleksi fashion Wieke paling charming diantara kami. Baju-baju cantiklah seleranya. Dipakai Wieke, matching-matching saja. Tapi kalau dipakai aku? Tidak menjamin deh..hihi pengen nih ye ceritanya.
Secara usia, Wieke termuda di antara kami. Namun aku suka, ketika dia tidak pernah memanggil “mbak” pada kami. Santai saja, langsung panggil nama. Lebih akrab di hati, tanpa batas senior dan yunior. Ah, toh tak beda jauh to dhiajeng Wieke cute..

Bagaimana aku di mata kalian? Aha, pasti kalian bilang aku baik-baik saja..hehe, PD ihh..!

Karena kalian, Saphire tidak pernah terasa menjemukan..
Aku harap jalinan pertemanan ini tidak berakhir di Saphire. Akan tersambung terus..teruus..dan teruuus..tidak belok-belok. Keep in touch forever.
Meskipun tidak ada perjamuan di dunia ini yang tidak pernah berakhir.

A Single Tree Makes No Forest, One String Makes No Music
Sebatang pohon tidak menjadi hutan, sehelai senar tidak menjadi musik

Keep Spirit Anywhere..!


(Untuk mengenang saat-saat indah bersama Rum, Atik dan Wike di kamar 124 dan 585, Saphire Hotel)



Laki-Laki “ Berwajah Wudhlu”

Dua buah meja dengan kursi yang telah penuh diduduki menjadi jarak pembatas dari kursi tempat aku menikmati hidangan coffee break. Namun, wajah itu bisa mengalihkan pandanganku. Sebuah wajah bersih tapi bukan karena facial di salon. Hanya sebuah wajah hasil basuhan air yang dilakukan dengan rajin.  Basuhan air minimal 5 kali dalam sehari, bisa nambah. Teduh..
Jika aku tidak salah menebak. Tapi aku harap tidak salah tebak.
Aku hanya tahu namanya. Tidak lebih..

Your fingers cant’be of the same length
Jari-jari kita tidak mungkin sama panjangnya

Ini adalah sebuah pepatah dari negeri China, dimana kita tidak bisa mengharapkan segala sesuatu akan sempurna sekali.
Seringkali kita hanya bisa menikmati sesuatu yang indah dari sebuah etalase. Seringkali kita tidak boleh berlaku seperti seekor kucing yang akan melompati tembok ketika terpojok.
Teman-teman yang membaca tulisan ini bingung dengan kalimat saya? Sama..saya sendiri juga bingung, hehe.
Susah berkata-kata.

Laki-laki “berwajah wudhlu”..
Sebuah aura yang manis, meskipun banyak yang protes ketika aku mengungkapkan pendapat ini. Ah, itu adalah hak semua orang untuk setuju atau tidak. Ini masalah selera. Bahwa letak keindahan tidak melulu dari sebuah kemasan. Ini bukan sebuah produk komersial.

Flowers look differen in different eyes
Setuju dengan kalimat ini?
Bahwa keindahan tergantung dari masing-masing orang yang melihatnya.

Asal bukan Kotoran kucing rasa cokelat saja. Kalau ini mah parah..hehe.


Saphire, 0ktober 2009

11 Oktober 2009

Setiap Orang Mencari Kebahagiaan, Tapi.......................

Ketika seorang brother-seislam dan saudara sesama umat Muhammad, menuliskan kabar bahwa dia sedang mengurus sesuatu di pengadilan agama dan meminta saya untuk tidak bertanya apa-apa, Sungguh, saya benar-benar terkejut. Saya belum begitu tahu kondisi beliau. Saya hanya tahu, usia pernikahan beliau sudah 5 tahun-an.
Jadi ketika dia mengatakan kata pengadilan agama, satu pesan balasan yang sinkron dengan mind saya saat itu adalah..
”Pengadilan agama? Okh noo..semoga tidak seperti yang aku pikirkan. Whatever, goodluck with your life story..”
Saya hanya bisa menerka tanpa berani bertanya. Saya harap terkaan saya adalah salah..benar-benar salah..swear..!
Saya juga tidak akan mengatakan terkaan saya di sini. Let it stay play in my mind..

Tapi jika terkaan itu benar, saya juga tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya sebuah harapan agar selalu sabar dan tawakal.
Semua orang mencari kebahagiaan, tapi setiap orang hidup akan selalu dilibatkan dengan masalahnya masing-masing.

Ah, saya punya sedikit cuplikan pertanyaan retoris dari seorang bijak bestari nun jauh di negeri Arab sana..
ü      Bukankah, lambat laun cobaan akan pergi, orang yang hilang akan kembali, dan rasa sakit pun dapat sirna?
ü      Bukankah, terik matahari akan diteduhkan oleh bayangan, rasa haus yang mencekik di siang bolong akan disegarkan oleh air dingin, rasa lapar yang melilit akan dikenyangkan oleh sepotong roti?
ü      Bukankah keletihan karena begadang semalam suntuk akan berujung pada tidur nyenyak, dan perasaan capek akan tergantikan oleh kebugaran?
Karena itu, bersabar dan tunggulah barang sejenak.
Jangan bersedih! Pilihlah apa yang telah dipilih Allah. Tunggulah jalan keluar.

Masih ada lagi sedikit, Brother..
Lagi-lagi kalimat ini adalah cuplikan kata dari seorang bijak bestari yang lain, Bahwa : Orang Arab berkata, “Jika seutas tali sudah sangat meregang, niscaya dia akan segera putus. Artinya, Jika persoalan sudah kritis, maka tunggulah jalan keluar.”
Buka juga QS. Ath Thalaq ayat 2, ayat 4 dan ayat 5 dan QS Al insyiroh: 5-6.

Tomorrow never die..


(Untuk seorang brother-seislam dan saudara sesama umat Muhammad,
 yang saat ini mungkin sedang bermasalah dalam pernikahannya. Tapi jika tidak..alhamdulillah. 
it’s better..!)



09 Oktober 2009

Have A Nice Day..!

    
Seorang kawan menawarkan sebuah tema tulisan yaitu menunggu apa yang harus ditunggu. Terlihat cukup literer dan simpel kalimatnya.
Tapi jika dicermati lagi, akan banyak makna terintepretasi dari kalimat ini. Karena pada hakikatnya setiap proses dalam hidup adalah menunggu. Jika kehidupan masih ada, setiap hasil yang diperoleh hanya berupa sebuah koma dan bukan sebuah titik.
Roda kehidupan akan terus berputar sampai malaikat Isrofil meniupkan sangkakala.
Jika suatu saat kita sedang sedih, suatu saat yang lain kita akan bahagia. Jika suatu saat kita masih miskin, suatu saat yang lain kita akan kaya. Atau bisa juga sebaliknya. Itu sudah hukum alam.

Saya ingin berbagi sekilas..
Beberapa tahun yang lalu, saya adalah salah satu orang yang rajin memetakan kehidupan dan rencana-rencana saya. Mulai dari yang skala kecil sampai besar. Setiap menjelang tidur malam, saya akan mengagendakan aktivitas saya esok hari. Lebih luas, saya menuliskan target-target yang harus bisa saya capai di waktu yang saya tentukan.
Saya percaya diri dengan kemampuan saya, sehingga yakin bahwa semua akan sesuai rencana. Saya hanya tinggal menunggu sebuah “happy ending” dari semua rencana itu..

Ah, semua di luar dugaan. Mungkin Allah menilai saya sombong.
Hasil yang saya harapkan meleset dari point-point rencana saya. Banyak penyebab tak terduga yang terskenariokan secara manis. Mungkin itulah skenario Allah, manis tapi pahit atau pahit tapi manis.

Bisa jadi kita menyukai sesuatu padahal sesuatu itu tidak baik untukmu. Bisa jadi juga kamu membenci sesuatu, padahal sesuatu itu baik untukmu. Sesungguhnya hanya Allah yang tahu baik-buruknya sesuatu itu untuk kita.

Awalnya, cukup susah menerima semua itu.
Saya merasa kalah dengan pertempuran yang saya buat sendiri. Kecewa berlebihan jika dibiarkan bisa berakibat depresi. Saya pikir, hal itu bukanlah sesuatu yang menguntungkan saya. Life must go on..!
Tapi saya tetap yakin, bahwa takdir itu ada.
Saya juga yakin, bahwa tidak semua takdir adalah harga mati. Tinggal bagaimana kita berusaha semampu kita dan menikmati setiap prosesnya.
Sebuah keyakinan yang menimbulkan harapan besar yang termanifestasikan dalam sebuah doa..
“ Ya, Allah beri aku kemampuan untuk bisa merubah takdirmu yang bisa diubah.
Berikanlah juga kepadaku sebuah kebijaksanaan untuk menerima takdirmu yang tidak bisa diubah..”
Jika kita merasa gagal, jangan bersedih. Sebab di sana masih ada rencana, masih ada kehidupan dan masih ada hari yang lain.

Itu hanya sebuah pengalaman yang ingin saya bagi.
Masih nyambung dengan tema kan? Kalau tidak nyambung, disambung-sambungin sendiri ya..hehe.

Kenapa kita harus menunggu?
Karena hanya itu yang bisa kita lakukan, meskipun menunggu adalah kegiatan yang sangat menjemukan. Apalagi yang ditunggu adalah sesuatu yang abstrak dan belum pasti.
Tentu saja akan menjemukan, jika kita hanya berleha-leha sepanjang hari. Namun ketika hari ini kita melakukan banyak hal yang menyibukkan, menunggu tidak akan begitu terasa menjemukannya.
Toh, ketetapan Allah sudah ada pada waktunya. Jadi sekuat apapun kita menunggu, jika waktu itu belum menjadi saatnya. Maka “menunggu” kita pun, belum akan mendapatkan hasil, sampai waktunya tiba.
Meskipun, bisa jadi kita pernah merasa putus asa dengan proses “menunggu” kita yang belum nampak hasilnya. Itu manusiawi, namanya juga manusia.

Salah seorang penyair berkata :
Betapa banyak jalan keluar yang datang setelah rasa putus asa
Betapa banyak kegembiraan datang setelah kesedihan
Siapa yang berbaik sangka kepeda pemilik Arasy,
Dia akan memetik manisnya buah yang dipetik di tengah-tengah pohon berduri.

Jangan mendahului sesuatu yang belum terjadi. Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum terwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna.
Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya. Jangan berfoya dengan semua keindahannya. Jangan pula menanti serangan petakanya.
Pikirkan hari ini, karena hari ini kita sudah sangat sibuk..
Membuat harapan indah setiap hari dan berusaha membuat harapan indah itu menjadi nyata.
Bukan sebuah pengandaian, tapi sebuah cita-cita.



Untuk semua rekan senasib-sepenanggungan, sebangsa-setanah air,
Request by Arry Susanto







08 Oktober 2009

Yogyakarta : Never Ending "Taste"

Teman-teman, kita ke Yogyakarta yuk..!
Untuk pembaca yang pernah mukim di Yogyakarta atau memang sampai sekarang tinggal di Yogyakarta, siapa tahu kalian pernah datang ke tempat-tempat yang akan saya ceritakan ini. Bisa digunakan ajang “reminder” atau pembuktian kan.
Nhaa..untuk teman-teman yang belum pernah ke Yogyakarta, Kapan-kapan kalau ke Yogyakarta, datang ke tempat ini dan rasakan produknya.
Tapi ada syaratnya, yaitu :
Teman-teman adalah orang yang masih mau makan, sehat, Tidak anti hidangan produk kaki lima. Ada satu lagi tambahan biar lebih nikmat, yaitu penyuka selera pedas..


Aiihh..panjang amat intronya. Emang ngomongin apa sih?
Saya ingin mereview tempat-tempat kuliner favorit saya di Yogyakarta. Tapi, karena saya bukan “anak gaul” yang belum tahu seantero kuliner nikmat yang ada di Yogyakarta, jadi saya hanya menuliskan kuliner yang nyantol di hati sejauh yang saya favoritkan sampai sekarang ini.
Mungkin kuliner yang saya sebutkan, belum masuk di liputan tv karena belum terkenal.
Karena saya suka, saya iklanin semua..gratis bapak pedagang..! Semoga tambah laris. Tapi meski laris, jangan berubah rasa dan jangan patok harga mahal ya, Pak..!


Lesehan Pak Samun

Terletak di pinggir selokan mataram, dekat Klebengan, depan laboratorium kedokteran hewan UGM. Sebuah warung tenda sederhana menghadap ke arah selatan bertuliskan “Pak Samun”. Jika dari arah Gejayan, maka Mirota Gejayan belok kiri sampai menemukan pertigaan dekat laboratorium kedokteran hewan. Tengok saja ke kanan jalan, sudah nampak tulisan warungnya.
Apa yang menarik dari lesehan pak Samun?
Seperti layaknya lesehan-lesehan lainnya, warung Pak Samun menjual aneka ikan dan ayam baik digoreng atau dibakar. Nasinya pun berkualitas standar-standar saja. Ah, jangan tidak tertarik dulu, karena saya belum menceritakan nilai menarinya.
Ada satu syarat wajib untuk bisa menikmati produk Pak Samun, yaitu harus punya selera pedas yang tinggi. Karena yang membuat saya jatuh cinta dengan lesehan Pak Samun adalah pada “aksesoris” makanannya, yaitu sambal terong yang super pedas tapi nikmat. Dipadukan dengan lalapan sayuran hujau seperti bayam, timun, dan kol. Whhaa..gak kuaat..!!
Tapi jangan datang di waktu siang, karena warung ini buka mulai pukul 17.00 wib.


Siomay depan Fakultas Pertanian UGM

Sangat mudah menemukannya. Kalian tinggal menemukan posisi BNI cabang bulak sumur, maka di seberang jalannya akan terlihat warung tenda bertuliskan siomay, batagor dan bubur ayam. Nhaa..itu tempatnya.
Menurut lidah saya, siomay di warung ini legit. Apalagi kalau siomaynya digoreng, wow..renyah-renyah legit! Sambal kacangnya pun juga pas di lidah. Baik dari segi bumbu dan kekentalannya. Dan yang pasti, tidak mahal-mahal amat..hehe.
Lagi-lagi, jam bukanya mulai pukul 17.00. Jadi, jangan mencarinya di siang hari yaa..


Bakso Emha

Saya tidak begitu suka dengan makanan bernama bakso. Hanya kadang-kadang saja, ketika pengin sekali. Apalagi, ketika isu daging tikus digunakan untuk bakso merebak di Yogyakarta, wah benar-benar tidak berani sembarangan jajan bakso. Hiiy..!
Ketika di Yogyakarta, maka Bakso Emha adalah salah satu warung bakso yang biasa saya pilih untuk memuaskan keinginan saya menyantap semangkok bakso. Semoga bakso Emha adalah seperti yang saya pikir yaitu halal proses dan bahannya.
Kenapa?
Konon cerita, pemilik Bakso Emha adalah muslim taat. Bahkan penampilannya pun agak-agak salafi. Hal itu menguatkan selera makan bakso saya. Insyaallah halal, bukan begitu akhi?. Kelebihan lain adalah, enak dan ada bakso gorengnya. Jarang ada di tempat lain.
Nhaa, jika kalian ingin mengunjunginya, gampang sekali. Kalian tinggal menemukan letak fakultas peternakan UGM, maka akan menemukan sebuah perempatan di depannya. Berjalanlah menuju arah utara, sampai menemukan laboratorium milik fakultas kehutanan di kiri jalan. Maka Bakso Emha yang terletak di sebelah kanan jalan, sudah terlihat.
Kalian tidak perlu menunggu malam untuk menemukan warung bakso ini. Karena siang pun warung bakso ini sudah buka.


Warung Makan Padang “Bungapalo”


Terfavorit dari 3 tempat kuliner di atas. Pada dasarnya, saya memang menyukai masakan padang. Dan saya menemukan rasa yang benar-benar Padang di sini. Nasi hangat pulen dan harum,   tidak ada bau magic jar-nya.
Salah satu yang saya favoritkan adalah sambal merah. Selalu, ketika saya membeli nasi padang maka saya akan bilang “ sambal merahnya dibanyakin..!”.
Nhaa, menurut saya..”sambal merah Bungapalo sangat pas di lidah saya”.
Menu favorit saya adalah, nasi- ikan/ayam goreng- lalap lengkap- sambal merah banyak- sambal ijo terserah banyaknya.
Hanya saja, saya tidak suka makan di tempat. Saya lebih memilih dibawa pulang, karena proses menikmati makanan akan lebih maksimal. Ikan/ayam bisa saya “presto” sampai ke tulang-tulangnya, bisa bersambung jika tak habis sekali makan jadi nasi bisa tak bersisa satu butir pun..hehe.
Ngemil irisan lombok merah di sambal merah bungapalo, sangat nikmat. Tapi warning untuk yang tidak bisa makan pedas, sebaiknya jangan minta sambal banyak-banyak. Kalau teler kepedasan,wah tidak ditanggung ya.
Aha, belum nulis dimana lokasinya..
Bungapalo terletak di sepanjang jalan kaliurang, sebelah timur jalan. Jika kalian dari arah UGM, bungapalo terletak di sebelah kanan jalan. Tapi jika dari perempatan kentungan, maka bungapalo terletak di sebelah kiri jalan. Warung makan ini buka dari pagi sampai malam. Tapi, biasanya produk sudah selesai masak dan lengkap terhidang mulai jam 11 siang ke atas.


Warung "Ketoprak Jakarta" pertanian.


Aku biasa menyebutnya “warung toprak pertanian” padahal warung ini terletak di belakang Bank Mandiri cabang UGM, berseberangan dengan bangunan lama gedung veterinery atau kedokteran hewan.
Enak, tidak neg, sambal kacang yang pas ngramunya, dan ada siomay di sajian ketoprak-nya. Nyammy deh pokonya. Selain toprak, warung ini juga menyediakan soto yang tak kalah enak. Jangan cari warung ini di malam hari ya, karena warung ini hanya buka di siang hari.
Bicara tentang warung toprak pertanian, saya jadi inget seorang teman makan yang sekilas sekali kenal tapi serasa teman lama karena sok kenal-sok dekatnya dia..hehe.
Pada suatu hari, saya sedang makan siang dengan seorang sahabat, Adiba. Tiba-tiba ada seorang berwajah daerah timur pengin gabung dengan kita berdua. Namanya Lino Gusmao, S2 ilmu politik, asli papua. Alhasil, kita makan bertiga. Basa-basi berubah menjadi obrolan. Tapi, ada kendala bahasa di sini.
Secara, Lino tidak begitu bagus bahasa Indonesianya. Sehingga dia merasa perlu menanyakan sesuatu kepada kami yaitu..” Can you speak english?”. Sahabat saya yang memang jagoan englishnya tentu saja menjawa, “Yes, of course.”
Tapi dalam lubuk hati saya menjawab, “wuaduuh..kok yes sih!”. Tapi, tak masalah.Obrolan jalan terus meskipun berubah menjadi “in english 75 %” dan “in Indonesia 15 %”. Saya yang tidak begitu lihai english aktif, lebih banyak kasih jawaban dengan sweet smile. Sesekali saja komentar, biar tidak seperti “gambar mati”..hehe.
Meski nyambung sih nyambung, hanya bingung “how to say direct express”. Hanya yang gampang-gampang saja, alias yes-no question..hehehe.


Ini bagian kecil kuliner-kuliner yang aku sukai. Akan ada “laporan pandangan rasa” tentang pengalaman-pengalaman kuliner lain yang pas di lidahku lagi. Teman-teman jangan langsung percaya dengan tulisanku. Tapi buktikan langsung. OK?
Aku menuliskan “laporan pandangan rasa” ini salah satunya adalah melatih kepekaan lidahku yang selama ini hanya mengenal dua rasa yaitu “ENAK DAN ENAK BANGET”..(lho?)
Oh iya, satu tips untuk menikmati makanan agar nikmatnya sampai di hati adalah sedang lapar. Setuju?

Selamat berpetualang rasa dan crosscek hasilnya..!



06 Oktober 2009

Atas kritik membangun seorang brother demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, Cerpen "Asti Dan Anggita" direvisi dulu. 
Untuk teman-teman yang sudah baca, nanti baca revisiannya lagi yaa..! Untuk yang belum baca, dianjurkan membacanya..hehehe.

Mutiara Hati Rasulullah dari Kaum Yahudi

Judul Buku        : Misteri Sofia: Istri Nabi dari Putri Yahudi
Penulis              : Abba Zhahir Bi Amrillah
Penerbit            : Salamadani
Edisi                 : Cetakan I, September 2008/ Ramadhan 1429 H
Tebal                : 196 Halaman


Menarik! Itulah kesan pertama saya selaku pembaca ketika melihat judul buku ini. Melihat dari diksi yang dipilih untuk judul yaitu Misteri Sofia: Istri Nabi dari Putri Yahudi, ada dua hal yang terpikirkan oleh pembaca. Pertama, buku ini merupakan sebuah otobiografi tentang Sofia, kedua mengingatkan pada judul-judul novel bergenre misteri, yang membuat pembaca penasaran dengan alur cerita novel, untuk mengetahui ending  ceritanya. Seakan-akan bukan seperti kisah shirah nabi pada umumnya, yang terkesan formal dengan dalil naqli yang banyak. Buku ini menceritakan salah satu ummul mukminin yaitu Sofia.
            Siapakah Sofia? Dia adalah Shafiyyah binti Huyaiy bin Akhtab ra, salah seorang ummul mukminin, istri Rasullullah. Kitab shirah lebih mengenal Sofia dengan nama Shafiyyah. Pemilihan nama “Sofia” daripada “Shafiyyah” membuat kesan religi buku ini agak tersamar. Sehingga pembaca yang memiliki keyakinan selain islam bisa tertarik untuk mengetahui isi buku ini.
Penyebutan nama Sofia sendiri adalah nama yang biasa dipakai  putri Huyaiy bin Akhtab diantara kaumnya.. Sosok Sofia menjadi menarik, karena beliau adalah putri seorang pemimpin Yahudi yang sangat memusuhi islam. Namun selain itu, beliau juga memiliki garis keturunan dengan  Nabi  Harun as saudara Nabi Musa as. 
Selain memiliki garis keturunan nabi, Ummul mukminin Sofia adalah seorang wanita dengan kepribadian yang istimewa. Beliau memiliki kecantikan “luar-dalam” yang indah. Sehingga membuat Rasulullah sangat menyayanginya dan memberikan tempat khusus di hati beliau. Begitu juga sebaliknya, Sofia  sangat mencintai dan menghormati Rasulullah. Meskipun dalam tubuh Sofia mengalir darah Yahudi yang memusuhi Rasulullah, kesetiaannya terhadap Rasulullah dan islam tidak perlu diragukan lagi.
Keteladanan Sofia sebagai seorang wanita dan istri seorang pemimpin besar layak untuk ditiru. Beliau sangat pandai menyenangkan hati Rasulullah dengan akhlak mulianya. Hal ini sering membuat cemburu istri-istri Rasul yang lain, termasuk ummul mukminin  Aisyah. Sehingga seringkali timbul tindakan dari ummul mukminin lain yang membuat sakit hati Sofia. Namun kelembutan, sikap pemaaf dan keikhlasan beliau membuat semua itu menjadi baik-baik saja. Bahkan meskipun kecemburuan sering terjadi, tapi para istri Rasul termasuk Aisyah mengakui bahwa Sofia adalah wanita yang istimewa. Itulah sekilas kisah tentang Sofia
Selain menceritakan tentang Sofia, buku ini juga mengulas tentang kisah-kisah Rasulullah yang berhubungan dengan kaum Yahudi. Hal ini sangat  relevan, karena Sofia sebagai sentral cerita memiliki latar belakang Yahudi yang kuat.
Melihat kembali kisah hidup Sofia, secara tidak langsung menceritakan tentang romantika kehidupan rumahtangga Rasulullah. Sangat manusiawi jika kadangkala terjadi kecemburuan antara istri satu dengan istri yang lain. Namun dengan kepribadian Rasulullah, maka semua masalah selalu bisa diselesaikan dengan baik. Keikhlasan yang tinggi membuat para ummul mukminin bisa mendukung  tugas-tugas Rasulullah.
            Seperti halnya tulisan yang bertema tarikh nabi, kisah yang ditulis dalam buku ini tetap menampilkan ayat-ayat Al Quran dan hadist sebagai pedomannya. Hanya saja, ayat-ayat Al Quran dan hadist hanya ditulis dalam Bahasa Indonesia, tidak ditulis dalam Bahasa Arab. Hal ini membuat pembaca yang tidak menyukai buku-buku bertema religi, bisa menikmati kisah ummul mukminin Sofia layaknya membaca sebuah buku umum.  
Bahasa yang digunakan dalam buku ini gampang dimengerti dan tidak berbelit-belit layaknya syair-syair arab. Namun pembaca harus jeli dengan pembahasan tema per bab-nya. Pembahasan tentang Sofia  tidak berada dalam bab yang berkesinambungan, tapi meskipun begitu masih koheren satu sama lain.
Untuk siapa buku ini diperuntukkan? Buku ini bisa dikonsumsi untuk semua kalangan, baik pria maupun wanita. Sebuah nutrisi pengetahuan islam yang dikemas relatif lebih ringan.
            Khususnya kaum wanita, kisah Sofia bisa menjadi sebuah inspirasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dewasa ini, seiring dengan perkembangan jaman, ilmu dan teknologi dengan kata lain modern, krisis percaya diri sering terjadi pada wanita. Mereka berlomba-lomba untuk memperbaiki penampilan fisik, sehingga tidak segan-segan memubadzirkan uang banyak untuk memoles seluruh lapisan kulitnya. Namun hal tersebut belum tentu membuat mereka menjadi mulia di mata Allah bahkan sekedar di mata manusia.
Untuk itu, Buku ini bisa bermanfaat langsung kepada kaum wanita, untuk tidak sekedar memperbaiki kecantikan fisiknya, tetapi juga memperbaiki hati dan ibadahnya, agar menjadi mulia dimata Allah dan manusia. Salah satunya dengan meneladani seorang wanita mulia yaitu Sofia atau Shafiyah binti  Huyaiy bin Akhtab ra.


( Hore..! ada namaku di salah satu nama istri Rasulullah..hehehe..!) 



Spirit Kesahajaan, Cintakasih Dan kemanusiaan Dari Flores

  Judul Buku       : Serenade Dua Cinta
  Penulis              : Ade Nastiti
  Penerbit            : PT. Lingkar Pena Kreativa
  Edisi                 : Cetakan I, Januari 2009
  Tebal                : 408 Halaman

        Membaca 23 bab awal dari 42 bab yang diceritakan  dalam novel ini, pembaca diajak untuk belajar materi propermas dalam kemasan naratif yang menarik. Background   penulis yang pernah terjun langsung dalam dunia pemberdayaan masyarakat, ingin mengenalkan sesuatu yang berkaitan dengan program pemberdayaan masyarakat tersebut kepada pembaca. Salah satunya adalah profesi fasilitator yang belum banyak dikenal orang. Tidak setenar dokter, guru, pns dan sebagainya, tapi profesi ini juga merupakan salah satu bentuk sebuah pengabdian kepada masyarakat.
            Dalam novel ini, diceritakan sosok Hening sebagai seorang fasilitator sebuah program pemberdayaan masyarakat. Riung, sebuah daerah di Flores yang terpencil namun rupawan, menjadi saksi bisu perjalanan hidup Hening serta usahanya mencari sang ayah, diantara pengabdian terhadap sebuah profesi dan mencari kebahagiaan yang didimpikannya.
       Tantangan demi tantangan dihadapinya. Hari-hari Hening menjadi semakin berwarna. Bertemu orang-orang baru, kebudayaan baru, pressure dan dinamika kerja yang tinggi menjadi hiburan untuknya. Takdir hidup di Flores, membawanya bertemu dengan sosok-sosok yang berharga dalam hidupnya. Riung yang sepi, bukan berarti sepi di hati Hening. Apalagi setelah dia mengenal sosok Adrian, seorang duda agnostik beranak satu yang bisa menaklukkan kerasnya hati Hening.
 Hening terjebak dalam kisah cinta yang meragukan bersama Adrian. Meskipun mereka saling mencintai, namun Adrian sudah mempunyai tunangan. Di satu sisi, Hening telah memiliki Fajar. Laki-laki yang telah sabar memahami dirinya selama 10 tahun. Jebakan cinta segitiga itu akhirnya terkuak. Ego dan idealisme Hening tentang cinta, membawanya kehilangan Adrian dan Fajar. Meskipun tercabik hatinya, Hening bisa melarutkan emosi dan menjalani profesinya di Riung dengan profesional.
            Romansa cinta Hening dan pengabdiannya terhadap masyarakat Riung membawanya bertemu sang ayah yang dicarinya, meskipun hanya sekejap. Tabir kepergian ayahnya meninggalkan keluarga 24 tahun lalu juga telah terbuka. Beban yang selama ini menggayuti hati Hening telah sirna.
Enam tahun sudah berlalu, Sosok Adrian telah menghilang lama. Namun ternyata cinta Hening kepada Adrian belum menghilang, meskipun dia telah mencoba mengacuhkan rasa itu. Hanya sebuah keyakinan bahwa cinta yang diharapkan akan benar-benar singgah kepadanya. Dan siapa sangka jika cinta itu akan kembali lagi. Cinta memang misteri, dia akan datang pada waktunya.
         Sebuah curahan pengalaman yang luar biasa. Unsur indah dan bermanfaat untuk pembaca telah menjiwai isi dan teknik penulisannya. Gaya bahasanya lugas, meskipun pilihan kata untuk dialog banyak menggunakan bahasa lokal. Namun, tidak mengurangi keindahan cerita bahkan menjadi variasi yang manis. Pembaca tetap bisa memahami maknanya karena terbantu oleh footnote yang ditampilkan.
  Novel ini dibangun dari ide brilian dengan nuansa intelektual yang tinggi. Mungkin yang patut dikritisi hanyalah alur cerita yang kurang berliku dalam perjuangan menemukan sang ayah. Konflik yang menjadi tujuan awal cerita ini, terkesan datar dan tidak menjadi konflik utama bahkan hanya menjadi “figuran” cerita, karena sedikit sekali terceritakan. Namun kekurangan itu bisa ditutupi dengan deskripsi setting cerita yang bagus. Penjelasan mengenai program pemberdayaan masyarakat, sistem pembangunan bottom up dan teknis-teknisnya, terdeskripsikan dengan jelas. Hal ini menunjukkan jika sang penulis memahami betul materi yang menjadi latar belakang cerita.
            Happy ending yang dipilih penulis untuk penyelesaian cerita, membuat unsur “indah” sebuah novel terpenuhi, yaitu menghibur. Sebab sebagian besar pembaca menyukai sebuah ending yang bahagia dibanding sedih atau menggantung.
Melihat dari unsur “manfaat”, novel ini sangat edukatif. Penulis menyampaikan sebuah pendidikan tentang kesahajaan, cinta kasih, kemanusiaan, senasib sepenanggungan dan toleransi. Hal ini ditunjukkan ketika seorang Hening, gadis kota yang berjilbab, diterima baik oleh lingkungan khatolik taat dalam kondisi perekonomian yang kurang. Mereka bahkan sangat menghargai keberadaan Hening, dan tidak mempersoalkan perbedaan keyakinan yang dianut.
            Setting tempat yaitu Flores, juga mengajarkan sebuah jendela baru bagi pembaca. Bahwa sebuah daerah yang jauh dari ibukota dan tidak seramai kota-kota di Jawa, tidak selalu menciptakan perasaan sepi  dan asing bagi orang kota seperti Hening dan teman-temannya. Syaratnya adalah, manusia tersebut bisa “membawa diri” dimanapun dia berada.
            Perpaduan ide dan pengalaman penulis, membuat novel ini sangat layak dibaca. Kisah heroik para fasilitator dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat di tengah isu-isu korupsi terhadap dana pembangunan, setidaknya bisa “membuka” wacana kita untuk percaya bahwa idealisme terhadap pembangunan itu masih ada. Bahkan lebih jauh, bisa “menggugah” hati kita untuk peduli terhadap kondisi “saudara” sebangsa-setanah air yang berada di pelosok negeri Indonesia. Meskipun terlihat sederhana, namun menyimpan makna yang dalam jika kita renungkan dan lakukan.


Dimuat di Solo pos, 22 Maret 2009






04 Oktober 2009

All For One, One For All

Aku mempunyai beberapa kisah persahabatan dengan orang-orang yang berbeda. Kisah-kisah persahabatan yang dipertemukan oleh berbagai setting, latar belakang dan keadaan yang berbeda satu dengan yang lain. Namun semuanya sangat aku inginkan, sangat aku harapkan kelanggengannya.
Sahabat, selaksa harta berharga karena sangat tinggi nilainya. Sebuah kasih akan terulur ketika kita membutuhkannya, bahkan diri yang rapuh bisa menjadi tegar karenanya. Akan selalu ada yang peduli, ketika kita ingin berbagi suka dan duka. Begitu besar makna sebuah persahabatan.  Sebuah timbal balik yang saling menguntungkan. Bukan semata-mata secara fisik namun nilai psikisnya yang tak terhingga.
Aku ingin berbagi tentang salah satu kisah persahabatanku.

All For One, One For All..
Pernah dengar semboyan ini kan? Ada di film Iron Mask-nya Leonardo De Caprio. Aku sengaja mengambil kalimat itu untuk mengabadikan jalinan persahabatan kami. Semua untuk satu, satu untuk semua..
Sebuah kisah persahabatan 4 anak manusia, antara Aku, Anny, Annisa dan Adiba. Kami dipertemukan oleh sebuah keberuntungan nasib, bisa kuliah satu fakultas meskipun berbeda jurusan.
Mulanya biasa saja, sampai kedekatan terjadi begitu saja seiring waktu yang berjalan. Tanpa paksaan, tanpa pamrih maupun embel-embel lainnya. Hanya sebuah tawaran untuk bisa berbagi satu sama lain.

Ini adalah tentang kita…Aku, Anny, Annisa dan Adiba..
Memang bukan sebuah kisah yang terceritakan komplit. Hanya sebuah cersupen alias cerita super pendek..

Di antara kita bertiga, seleraku adalah yang ter-nyleneh. Jika sedang jalan-jalan berburu suatu barang, seringkali terjadi kelucuan di sini. Ketika aku bilang bagus terhadap sesuatu, lebih sering 3 orang sahabatku akan langsung menengok dengan ekspresi muka aneh sambil komentar..” What? Mana bagusnya?”.
Itulah salah satunya, kenapa kita tidak pernah bersaing dalam urusan naksir menaksir seseorang. Alasan utama adalah jarang-jarang seleraku disukai oleh 3 sahabatku , kecuali makan enak tapi murah dan hidup hemat...hehe. Maklum dong, saat kita sedang dekat secara fisik dalam perantauan menuntut ilmu di kota Yogyakarta, sumber finansial kita adalah jatah dari orang tua masing-masing. Jadi kalau dihambur-hamburkan untuk foya-foya, sayang banget. Kasihan orang tua kita dong tentunya..

Kita kompak memploklamirkan semboyan hidup “hemat is the best”. Yaah..daripada makan enak dan mahal tapi sekali, lebih baik makan enak, murah dan bergizi namun setiap hari 3 kali..(hehehe, setuju kan..!).
Tidak hanya selera kita yang berbeda, bahkan hobi dan karakter kami juga lebih banyak bedanya. Tapi ketika berkumpul, sepertinya terasa matching-matching saja. Meskipun kadang ada protes-protes kita, dengan cara protes kita masing-masing.
Contohnya, Adiba yang suka dan getol mengkampanyekan kebersihan dan kerapian akan mengomel kepada aku atau Annisa yang suka meletakkan barang sembarangan. Hal yang paling sering dia lakukan adalah memungut rambut yang tidak sengaja rontok ketika bersisir, membuang plastik bekas bungkus sesuatu ke tempatnya, macem-macem yang berhubungan dengan kata bersih dan rapi. Kadang aku berpikir, sepertinya sahabatku yang satu ini lebih cocok jadi “pasukan kuning” dinas kebersihan kota daripada jadi pns badan meterorologi dan geofisika deh..hihi.
Tak jauh beda dengan Adiba, Anny pun juga mempunyai sense of clean yang tinggi. Salah satunya, dia tidak  bisa tidur jika kasur tidak dalam kondisi bersih dan rapi. Maka hal yang sering dilakukan setiap malam atau menjelang jam 2 siang adalah pukul-pukul sapu kasur. Meskipun aku dan Annisa sudah pulas meski kasur dalam kondisi berantakan, Anny tidak peduli. Aksi pukul-pukul kasur atau membersihkan karpet akan tetap jalan terus. Hal itu untuk membangunkan aku dan Annisa yang selalu bisa tidur di sembarang keadaan.
Berbeda, dengan Adiba dan Anny yang bersifat “pasukan kuning” dinas kebersihan kota, Aku dan Annisa cenderung cuek. Kita berdua bisa tidur dalam kondisi apapun..haha, parah ya? Namun tetap saja kita berdua mempunyai hal-hal yang tidak disukai atau sekedar membuat heboh sesaat.
Misalnya, aku yang tidak suka diganggu ketika tidur. Karena bisa tidur dalam kondisi apapun, maka seramai apapun, ketika aku ngantuk maka tidur akan jalan terus. Kalau aku sudah tidur pulas, wah harga mati deh. Jangan coba paksa dibangunkan apalagi dikagetkan, karena hasilnya adalah jutex sepanjang hari.
Yang terakhir adalah Annisa.  Aura bijaksana dan keibuan yang terpancar pada pandangan pertama akan luntur jika kita mendengar suara “kucingnya”. Manja sekali. Aku paling suka menggodanya dan dia akan mengadu pada Anny dengan gaya “kucing”nya. Mencari perlindungan pada induknya nihyee..aiihh..!

Bermacam-macam sikap kekanak-kanakan kami yang terjadi ketika sedang kumpul bersama. Mungkin perbedaan dan kebebasan kita bersikap tanpa ada yang ditutup-tutupi itulah yang menyatukan kami. Cieeee….!!

Aku ingin lebih mengingat kembali sahabat-sahabatku itu.
Anny..
Bersuku sunda tapi jagoan berbahasa jawa. Bahkan “medhok”nya sudah lihai sekali. Dulu pertama kali bertemu, aku tidak percaya kalau Anny adalah sunda tulen. Adaptasi yang sangat bagus ketika menjadi seorang perantau di Yogyakarta bukan?
Anny adalah sosok Berkarakter tegas dan paling dewasa diantara kami berempat. Dia cenderung tertutup dengan masalah-masalah pribadinya. Prinsipnya, selama masih bisa dihandle sendiri, kenapa dishare-kan. Saya sangat menyukai performanya yang sporty, aura wajahnya manis alami khas sunda, pendiam tapi asyik buat teman di waktu happy dan sedih. Jarang sekali aku lihat roman muka “melo”nya, meskipun hatinya sedang bersedih. Semua masalahnya tertutupi dengan rapi. Dia sangat care dengan kepentingan sahabat yang lain.
Aku sangat nyaman dengannya. Begitu terpesonanya aku, bahkan aku pernah berkata kalau aku ingin punya kekasih seperti Anny. Ups, tapi aku tidak jatuh cinta dengan Anny lho..hehe..(gawatss itu..!!). Maksudnya, kenyamanan seperti yang aku rasakan ketika bersama dia.

Annisa..
Di antara kami, Annisa memiliki pemahaman agama yang terbagus. Penampilannya konsisten dari waktu ke waktu. Meskipun berpaham islam yang bagus, namun logika “funki” positifnya tetap jalan. Jilbabnya tetap syar’i meskipun bergaul dengan orang-orang dari berbagai latar belakang karakter. Supel dan luwes ketika bergaul dengan berbagai kategori umur. Di kampus, dia termasuk aktivis dengan leadership yang kuat. Kemampuannya memanage orang cukup  bagus. Annisa sangat cocok menjadi sosok ketua alias pemimpin.
Namun, kepiawaian dan aura angker-bijaksana yang terlihat ketika memimpin suatu kepanityaan acara, sangat berbeda ketika sedang bersantai berkumpul bersama kita bertiga. Annisa akan berubah menjadi sosok yang manja dan menggemaskan. Apalagi kalau bersama Anny, waw..luar biasa manjanya. Tapi meskipun berkarakter dasar manja, tdia akan mempunyai pandangan-pandangan logis-islami ketika dimintai pendapat tentang sesuatu. Istilah jawanya, “empan papan”. Karakter yang ditunjukkannya akan sesuai dengan keadaan. Jika sedang serius, sangat serius. Jika sedang santai tentu saja juga santai.
Cara Annisa berpendapat pun pintar, sehingga kita tidak pernah merasa dipaksa untuk melakukan pendapat itu dengan terpaksa.

Adiba..
Sahabatku yang satu ini, cukup unik. Adiba  tidak menutupi semua hal yang sedang terjadi di hatinya. Jika dia sedang sedih, maka dia akan bercerita bahkan menangis. Begitu juga ketika sedang happy, maka dia akan tersenyum sepanjang hari dan menceritakan hal yang membuatnya bahagia. Dia terbuka menyampaikan semua hal yang disukai dan tidak disukainya. Jika dia merasa mencintai “sesuatu” maka dia akan tulus  memberikan perhatian yang lebih pada “sesuatu” itu. Hal itu juga dilakukannya kepada kami.
Adiba sangat perhatian dengan hal-hal romantis kami, seperti ulang tahun kami, keluarga kami, bahkan masalah-masalah kami. Daya ingat dan perhatiannya tajam. Namun begitu, sifat posesifnya yang kuat ketika merasa mencintai “sesuatu”, seringkali membuat emosinya sensitif. Sehingga ketika “sesuatu” itu tidak memberikan timbal balik perhatian seperti yang diharapkannya, maka sensitifitas emosinya akan muncul.

Ketiga sahabatku memang unik dan menarik bagiku. Lalu bagaimana dengan aku sendiri?
Aku tidak begitu tahu bagaimana aku di mata mereka. Yang aku rasakan selama ini, mereka care dengan aku. Anny, Annisa dan Adiba mencintai aku dengan semua kelebihan dan kekuranganku.
Aku yang hoby sms-an, aku yang tidak begitu suka ngobrol, aku yang jutex berat ketika sedang ngantuk, aku yang suka ketiduran ketika yang lain sedang ramai nonton film action, aku yang susah bangun ketika sudah tidur meskipun gempa terjadi, aku yang labil, Aku yang sedikit narsis jika melihat ada kamera atau hp berkamera, Aku yang hobi makan tapi takut gemuk, dan semua kekuranganku yang lain. Aku merasa bebas di depan mereka karena tidak menutup-nutupi satu hal pun.
Mungkin itulah salah satu indikator sahabat bagiku, dimana aku bisa dan boleh bersikap tolol di depan mereka. Tidak ada perasaan jaga image sama sekali.

Life must go on..
Kami melanjutkan jalan kehidupan kami masing-masing. Aku di sekitar Solo-Jogya-keluar kota sesuai job kerja, Anny mengabdi ke Ciamis, Annisa bersama suami sibuk berbisnis di Wates dan Adiba melancong ke Gowa, Makasar. Tentu saja, kami tidak akan bersama secara fisik selamanya. Masing-masing akan menjalankan rencana masa depannya. Namun meskipun berpisah, semoga hati akan selalu tertaut.

Bagiku..
Hakikat persahabatan ternyata tidak sekedar berkumpul secara fisik. Jika fisik dekat tetapi hati jauh, apalah artinya. Lebih afdol jika fisik dan hati dekat..hehe.
Persahabatan juga tidak harus sms atau telpon-telponan setiap saat-setiap waktu-setiap hari. Kan bukan rexona yang setia setiap saat? Hehe.
Aku bahkan jarang menelpon mereka. Namun setidaknya, aku merasa memiliki orang-orang yang siap menampung semua curahan hatiku ketika sedang memerlukan tempat berkeluhkesah.
Setidaknya, aku merasa memiliki orang-orang yang akan menanyakan kabarku ketika salah seorang dari kami berbicara dengan salah seorang dari kami yang lain.
Setidaknya, ada orang yang bisa menjelaskan kabarku, ketika ada orang di luar kami yang menanyakan keadaanku.
Menurutku itu sudah lebih dari cukup. Persahabatan itu simpel namun punya makna yang dalam. Tidak perlu muluk-muluk mendefinisi dan mempraktekkan sebuah persahabatan. Tidak perlu menuntut perhatian berlebihan karena masing-masing juga punya kepentingan pribadi.
Kita hanya perlu menjaga hati untuk sebuah persahabatan yang indah dengan orang-orang yang telah kita pilih menjadi sahabat kita.

Aku memilih lagu “semua tentang kita”nya peterpan sebagai soundtrack, untuk mengabadikan semua memori indah yang pernah aku alami dengan siapapun dan dimanapun yang telah berlalu.
Namun untuk ketiga sahabatku ini, aku menambahkan secuil cuplikan lagu peterpan yang lain..
“ Berjalanlah, walau habis terang, ambil cahaya cintaku, terangi jalanmu.
Diantara beribu lainnya
Kau tetap..kau tetap..kau tetap benderang..”


Untuk para pembaca semua, sebuah pesan yang tidak perlu ditanyakan kepada para ahli nih, yaitu keep in touch dengan semua orang yang pernah kita kenal. Lebih-lebih,orang-orang itu adalah sahabat-sahabatmu. Meskipun sebuah jarak terbentang, tapi hati tetap tertaut.
ALL FOR ONE, ONE FOR ALL..! And Be My Friend..