27 November 2009

Without Understanding, We can't do anything well

Ungkapan yang cukup sesuai untuk dikatakan saat ini.
Ketika kita butuh dimengerti, kita tidak akan bisa berharap kepada orang lain untuk bisa mengerti kita selain diri kita sendiri yang harus bisa memanage hasrat kita tersebut..

Ada banyak canda dan tawa..
Ada banyak kasih sayang..
Ada banyak rasa bahagia..
Menciptakan sebuah perasaan "orang kaya"..

Namun, kenapa "orang kaya" seringkali merasa  sangat kesepian?



Jangan dijawab, karena kalimat ini tidak butuh jawaban..hehehe!!

Minimalis yang Eksotik

Masih di ranah NTT..
Merasakan Sholat Iedul Adha sebagai kalangan minoritas, ternyata membuat kesyahduan yang yang eksotis.

Jauh dari gempita takbir yang indah dan berduyun-duyunnya muslim menuju masjid atau lokasi-lokasi sholat ied yang biasa aku dapatkan selama ini.
Hanya sebuah masjid kecil yang sangat sederhana..bahkan hanya 5 saff "peserta" sholatnya.
Woww!
Tetap dengan suasana sahaja yang ala kadarnya.

but..
So far.. so nice and so beautiful..

Between "Sweet" Land And "Danger" Land

Seringkali orang lain tidak akan benar-benar memahami alasan orang lain ketika memutuskan suatu hal.
Begitu juga dengan kepergianku ke NTT selain sekedar alasan telah teken kontrak.

Sekarang..
Aku masih di bumi NTT dengan baik-baik saja sampai detik aku menulis kisah ini.
Menikmati kesahajaan yang sangat bersahaja.
Menikmati kehidupan yang ala kadarnya, bukan karena tidak "mampu" namun ternyata rasa bersahaja membuat semua hal menjadi terasa cukup. Itulah yang dirasakan aku begitu juga dengan teman-teman yang senasib sepenanggunagan sekaligus rekan kerjaku di ranah NTT ini.

Namun ada satu hal yang aku inginkan, dan aku dapatkan di sini. Paling tidak sampai aku menulis kisah ini yaitu kehangatan sebuah keluarga. Aku bersyukur dengan kondisi ini, meskipun hal ini tidak akan berlangsung nyata selamanya.
Ingat, bukankah setiap perjamuan akan selalu ada akhir?


Ah, aku masih menikmati keindahan itu sampai detik ini. Jadi tidak adil, jika aku harus menorehkan noda pada keindahan itu. biarkan semuanya mengalir hingga waktunya berakhir.

Bicara tentang perjalananku saja ya..sipp!

Adventure-ku sudah melalui beberapa tempat..
Kupang menuju Kefamenanu yang panas, mendaki  perbukitan menuju Miomaffo yang dingin, senyap dan indah, hingga akhirnya bertemu kembali dengan "kehidupan" di Noemuti. Baru separo perjalanan..

Selalu berharap, adventure ini akan happy ending..
Kenapa begitu?
Ada dua tempat yang konon cerita adalah daerah rawan, itulah alasannya..Toianas dan  Amanatun Utara.
Penakut ya?
Hanya sekedar rasa "manusiawi" saja. Coba baca di tulisan di blog ini yang berjudul "hancurkan ketakutan".
Karena rasa takut itu nyata sehingga dia harus dilawan.
Setuju?

Selalu berharap, semua akan berjalan baik-baik saja.
Semoga pengawalan dari Babinsa (satuan pengaman dari TNI untuk wilayah ini), akan sangat membantu kita.


Setiap perjalanan hidup tidak untuk dikeluhkan, tapi untuk dijalani dengan sebaik-baiknya semampu kita. Ibarat setitik debu, pasti ada manfaat yang bisa menjadi pelajaran dalam hidup.


Minta doanya ya! 
Agar bisa kembali ke Jawa dengan happy...Amin!

19 November 2009

Bagi dunia, mungkin kita hanya seseorang..
Tapi siapa tahu...
Bagi seseorang, kita adalah dunia.. ????


Sebuah kalimat indah klasik yaa..!

 

NTT in Stories

Betapa tidak nyatanya ruang dan waktu..
Satu minggu lalu, masih jalan-jalan di malioboro, pulang solo dengan kereta Prameks. Sekarang, sudah berada di Kefamenanu, Timor Tengah Utara di Nusa tenggara Timur. Tak begitu jauh dari Timor Leste.

Ah, tidak perlu dipikir secara ilmu filsafat.
Let it flow, let it happen..

Untuk memperoleh pemandangan yang indah, maka mendakilah ke tempat yang lebih tinggi

Tulisan itu aku tulis sebelum berangkat ke NTT.
Kalian harus percaya bahwa itu benar..

Kalau tidak percaya, coba datang ke NTT dan mendakilah ke puncak Gunung Motis, NTT sambil makan jagung...hehehe.

So far.. NTT is nice.
Atambua? Hope more nice. Timor Leste? May be nice.

From Timor Tengah Utara, NTT with love for you

12 November 2009

Bukankah Selalu Ada Maksud Tuhan di Balik Segala Sesuatu?


Itulah yang ada di pikiranku ketika aku bercerita kepada “Temanku”.
Pekerjaan membawaku untuk mengunjungi daerah yang tidak pernah aku perkirakan untuk aku datangi, Timor - Nusa Tenggara Timur.

“Temanku” tersenyum menanggapi ceritaku.
“ Seorang yang tidak sabaran dan mudah tertekan, akan hidup bersama masyarakat NTT. Apalagi Timor konon cerita mempunyai masyarakat berkarakter keras. Are you sure?”, Tanya “Temanku”.

Aku memandang wajah “Temanku”. Ternyata hanya karakter tidak sabar dan mudah tertekanku yang dijadikan pedoman “temanku” untuk menanyakan kemantapan langkahku.
Ah, aku memang sering tidak sabar bahkan memiliki emosi yang sering tidak stabil. Tapi bukan berarti aku tidak bisa berpikir bening. I am smart..!
Aku sehat, punya semangat untuk bekerja keras, disiplin yang cukup baik, dan adaptif.
Ah, masih banyak karakter positifku yang layak untuk aku pedulikan selain tanggapan “Temanku” tersebut.
Always confidence wherever I am..
Itu adalah petuah untuk diriku sendiri.
Teman-teman mau? Silahkan ambil juga petuah itu.

And than..
Lupakan dulu kenyamanan-kenyamanan lingkungan yang aku rasakan selama ini. My home sweet home, My Never Ending Feeling- Yogyakarta, dan semuanya.
Bersiap untuk menghadapi lingkungan baru yang belum aku ketahui bau dan rasanya karena masih berupa konon cerita dari orang. Dengan satu harapan, bahwa NTT akan menjadi sesuatu yang indah pula.
Ingat pepatah ini..


To Enjoy A Grander Sight, Climb To A Greater Height



Untuk memperoleh pemandangan yang indah,
mendakilah ke tempat yang lebih tinggi.


See You Next Time. I will go to the Timor Island, NTT..
Bye..!
Begitu mudah untuk menjadi bahagia
Menerima keberadaan apa adanya, bersatu dalam sebuah kepasrahan 
dan dalam kekinian
Menikmati setiap proses kehidupan yang dijalani.


Sukses untuk Tim SPKP 3, wherever you are.
Jadikan kisah kalian indah terus yaa..!

01 November 2009

Aku Dan “Temanku”

Teman-teman pernah merasakan tidak, bahwa..
Seringkali orang lain justru terasa lebih dekat di hati dibandingkan dengan saudara kita sendiri.
Seringkali orang lain justru lebih tulus kepada kita dibanding saudara kita sendiri.
Padahal, yang namanya saudara baik seayah ibu, sekakek-nenek atau sebuyut, katanya memiliki ikatan darah.
Tapi kenapa ikatan HATI lebih kuat dibanding ikatan DARAH?
Ah, mungkin hati sudah menjalankan otonomi daerah kali, sehingga faktor darah tidak terlalu bisa intervensi.
Ingat, hati di sini adalah hati = heart/qolbu lho bukan hati = lever..

Pada suatu hari, “temanku” datang kepadaku. Matanya berbinar, bibirnya bergerak-gerak seakan ingin cepat-cepat menyampaikan sesuatu kepadaku. Aku menatap wajah “temanku” ini. Terlihat berbeda dari biasanya..sangat cerah!

Aku bertanya sambil lepas memperhatikan wajah “temanku” itu, “ Hey..ada yang membuatmu bahagia hari ini?”
“Temanku” menjawab, “ Yah..aku ingin menceritakan sesuatu padamu.”
Aku mengangguk tanda setuju mendengarkan, “ Ok, silahkan..!”

“Temanku” menata nafasnya dan mulai bercerita padaku..

Aku mau bercerita tentang seorang “oknum” spesial yang menambah semarak dunia ceriaku.
Panggil saja namanya Mas Rakai, bukan nama sebenarnya, hanya karena nama itulah yang dia mau. Dia sangat menyukai kisah-kisah sejarah kuno..Majapahit, Mataram, dan sejenisnyalah.
Emmhh..
Sebenarnya Mas Rakai-ku punya nama yang indah sekali. Tapi dia pelit. Konon cerita, dia tidak mau namanya diketahui orang, mungkin takut dicontek kali..hehe.

“Temanku” menarik nafas sesaat sebelum melanjutkan ceritanya, sedangkan Aku tetap diam mendengarkan..

Mas Rakai adalah kakak-ku yang baru aku “temukan” di tahun ini. Beli bensin, tak punya kembalian..dikasih deh dia, hehe bukan ding..becanda!
Sekarang..
Aku mau kenalkan kakak-ku ini padamu. Kalau ada kata narsisnya, jangan langsung percaya ya.

Aku menyelanya, “Narsis? Seperti apa misalnya?”

“Temanku” menjawab selaanku..

Salah satunya adalah bahwa Mas Rakai-ku sangat ganteng. Bahkan Miyabi pun kalah ganteng..(Btw, emang Miyabi ganteng?hehehe..)

Aku tergelak..” Sudah ah becandanya, capek..!”

“Temanku” mengangguk. Diam sebentar kemudian kembali bercerita..

So far..
Ada banyak hal aneh yang aku temukan pada diri Mas Rakai-ku ini. Seperti de javu rasanya. Banyak “kebetulan” kisah terjadi.  Tapi, aku tidak bisa berbagi semuanya dengan detil sekarang.
Jika diceritakan semua, mungkin akan menjadi sebuah ontologi atau malah menjadi novel nantinya.
Aku juga heran, kenapa begitu banyak hal kebetulan terjadi. Apa mungkin Allah hanya copy paste ketika nulis skenario ceritanya ya..(Ups, Astaghfirullah! Tentu saja tidak).
Amazing sekali, ketika mendengar dan merunut kisah-kisah Mas Rakai dan kisah-kisahku sendiri di zaman lampau.
Seringkali, akan keluar kata “ Ah, masa. Kok bisa ya?” ketika kita berbagi cerita kehidupan kita tempo dulu. Memang bukan seluruhnya. But, its still amazing. 
Unik sekali, seperti cerita sebuah reinkarnasi yang tidak boleh aku percaya.


Kakak-ku yang baik hati ini..
Sampai aku menulis tulisan ini, sense of care-nya Mas Rakai, kakak-ku ini masih tinggi. Semoga akan selalu begitu. Secara, dia bisa membuat aku “ngakak” total maupun “serius” minta ampun bahkan melankolis.
Komplit, sesuai waktunya. Meskipun hanya melalui tulisan-tulisannya.

Aku kembali menyela cerita “temanku” itu.
“Bagimana dengan karakternya?”, Tanyaku.

“Temanku” tersenyum. Dia kembali bicara.

A dagger can be concealed in a smile..
Ibarat pisau belati yang tersembunyi di balik senyum menawan hati..itulah Mas Rakai, kakak-ku. Sesuatu tidak selalu sama dengan yang ditampilkan.
Sepahit apapun hatinya, dia akan tetap tampil dengan senyum khasnya. Selalu ceria.
Cukup susah menebaknya. Tapi aku mencoba melihat mata dan cara tersenyumnya, untuk mengetahui kondisi hatinya. Meskipun tidak detil-detil amat, cukup bisa ketahuan. Dia sangat lihai menutupi kondisi hatinya.

Kakak-ku ini..
Adalah seorang berkarakter plegmatis. Sejauh pengamatanku, dia introvert dan low profile. Dia mudah menyesuaikan diri dengan orang lain,dapat juga menjadi pendengar yang baik. Seorang yang relatif santai dan tidak begitu menyukai konflik.
Namun, dia juga seorang yang kurang menyukai perubahan dan agak sulit mengambil keputusan .
Benar tidaknya, Wallohu A’lam..aku hanya mendeskripsikan kakak-ku ini.


Tiba-tiba wajah “Temanku” melesu. Mata yang tadi berbinar, sekarang meredup. Aku membiarkannya untuk diam sesaat tanpa menanyakan apapun pada “Temanku”. Tak berapa lama, “Temanku” kembali melanjutkan kisahnya..

Ketika Mas Rakai pergi..
Aku belum tahu, apakah kalimat tersebut akan ada atau tidak. Pasti akan sangat menyedihkan untukku, jika akhirnya kalimat itu ada. Akan sangat kehilangan, ketika aku hanya bisa menatap “punggung”nya yang berlalu meninggalkanku. Aku bahkan tidak ingin kalimat itu ada. Naif sekali, bukan? Memang seberapa pentingnya aku? Aku hanya ingin rasa peduli dan kasih sayang, dimana akiu merasa punya tempat berlindung dan berbagi ceritaku hari ini.
Ah, aku memang naif sekali.
Sampai aku menyadari, bahwa bukankah setiap perjamuan akan selalu ada akhir sebelum berganti hari menuju perjamuan selanjutnya?
Akhirnya, aku hanya bisa berharap, kakak-ku ini akan selalu bahagia dalam hidupnya, seperti aku mengharapkan kebahagiaan dalam kehidupanku.
Aku ingin mengatakan padanya, bahwa dia sangat beruntung..

Beberapa saat suasana menjadi sunyi. “Temanku” sudah menyelesaikan ceritanya. Dia menatapku, untuk menunggu komentar dariku.

“Ah, rupanya kamu sangat bahagia dengan kehadirannya. Apakah dia juga merasakan hal yang sama seperti yang kau rasakan?”, Tanyaku.

“Temanku” menjawab pelan, “ Aku tidak tahu. Aku cukup bahagia merasa punya kakak laki-laki. Itu saja. Jika dia tidak pernah menganggapku, aku tidak bisa memaksanya.”

Aku tersenyum dan menggenggam tangan “Temanku” tersebut. “Aku turut bahagia jika dikau merasa bahagia.”
Rona muka “Temanku” berbinar mendengarnya.“ Kamu memang teman terbaikku..!” Jawab “Temanku”.
Setelah itu, kami diam dengan pikiran masing-masing. Entah apa yang dipikirkan “Temanku”, tidak bisa ditebak selain wajah binar bahagianya yang terlihat di mataku.

Pikiranku melayang-layang sendiri mencari kesimpulan..
Sempurna sekali, jika Mas Rakai bisa benar-benar bisa mengisi satu celah kosong hati “Temanku” yang berharap sebuah kasih sayang tulus tanpa pamrih. Bahkan, bisa membuat “Temanku” tertawa relax, curhat serius bahkan melankolis. Mungkinkah dia bisa menjadi teman seutuhnya. Bukan sekedar teman di saat suka, tapi juga di saat sedih.
Apakah benar seperti itu?

Aku menghela nafas panjang, menghilangkan opini-opiniku sendiri.
“Ah, semoga saja..!” Bisikku dalam hati. Aku berdiri, pamit pada “Temanku” dan beranjak pergi.
Aku cukup bahagia melihat “Temanku” bahagia.
Ibarat lilin..
Ribuan lilin menyala berasal dari satu lilin. Umur lilin tidak akan menjadi pendek meskipun batangnya telah habis digerus api.
Kebahagiaan tidak akan habis meskipun telah dibagikan..

Satu lagi..
Kebahagiaan bisa terjadi bila kita percaya sepenuhnya bahwa kebahagiaan itu nyata dan ada. Dan kita harus percaya..
Altough the processe like The foolish old man removes a mountain..



“Temanku” adalah sahabat terbaik dari Aku, yaitu diriku sendiri
Didedikasikan untuk seorang "kakak" yang tidak mau disebutkan namanya, thanks for all