20 Agustus 2009

Semua Tentang Kita

Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi di hati

Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka saat kita tertawa

Teringat di saat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kita


Syair dari Peterpan ini, sangat mewakili semua kisah dalam tulisan ini. Sebuah perjalanan dalam hidup, tentu melibatkan sesuatu baik itu manusia tau sebuah tempat, yang akhirnya menjadi sebuah memori yang meninggalkan kesan yang indah. Sebuah pertemuan terjadi, persahabatan, rasa kekeluargaan dan akhirnya terjadi perpisahan secara tempat, karena harus melanjutkan perjalanan hidupnya masing-masing.

Wisma Bayu Murti, Yogyakarta..
Sebuah rumah dengan halaman luas dan pepohonan yang rimbun. Dia adalah rumah keduaku sampai sekarang, dan menjadi rumahku di jogja selama hampir delapan tahun ini. Tapi, mungkin sekarang sudah tidak sepenuhnya lagi. Mau tahu? Karena aku sudah tidak punya kamar pribadi lagi di sana..hehehe.Hehehe, kasihan deh aku, masa bu kost gak punya kamar..?
Banyak kisah kehidupanku terjadi di sana. Sebuah persahabatan dan kebersamaan. Yang jelas, aku merasa memiliki keluarga bahagia di rumah itu.
Berbincang di sore hari sambil menikmati “gorengan” dari warung sebelah, buka puasa dan sahur bersama atau sesekali tarawih bersama ketika hujan di bulan ramadhan, saling pinjam meminjam barang elektronik, piket bersama, banyak hal positif dilakukan di sana.
Memiliki teman-teman senasib seperjuangan, rasanya memiliki sebuah keluarga. Meskipun sekarang, semua harus berpisah untuk melanjutkan perjuangan hidupnya masing-masing.
Wisma Bayu Murti mungkin hanya sebuah tempat transit bertemu, tinggal bersama (meskipun secara finansial tetap sendiri-sendiri, namanya juga anak kost..!), tertawa, bersedih dan akhirnya berpisah.
Begitu banyak pertemuan dan perpisahan terjadi, namun bangunan ini tetap berdiri dengan perpaduan suasana sejuk dan angker yang diciptakannya.
Rumah ini sekarang tidak “seindah” beberapa tahun kemarin. Karena “kalian” sudah tidak ada di sana. Tapi dimana pun kalian berada, semoga kita selalu bahagia..amin.
Sweet memories untuk Annisa, Anny, Adiba, Nana, Lia, Luki, Kunti, Nurma, Sri, Yuyun, Nurma, Niken, Nori, dan semua teman yang pernah menjadi keluargaku di Wisma Bayu Murti. Juga untuk Alm. Riska yang mendahului “berpulang” ke hadiratNya.


Jalaksana, Kuningan..
Hawa sejuk pegunungan, tenang dan tidak bising. Itulah kesan pertama ketika aku menginjakkan kaki di Maniskidul, Jalaksana. Sebuah daerah di lereng Gunung Ciremai, Jawa Barat. Bukan manusia yang membuat aku terkesan di sini, namun suasana daerahnya. Angin gunung yang bertiup kencang di malam hari, dipadukan dengan suasana senyap yang terjadi begitu maghrib terjelang, membuat chemistry aneh di hati. Sangat menakutkan untukku.
Namun suasana itu, membawa perasaanku bahwa hakikat manusia pada dasarnya adalah sendirian. Oh God, aku sangat takut dengan suasana itu..

Pabuaran, Cirebon..
Mulanya biasa saja, namun akhirnya mengesankan. Sebuah rumah sederhana milik seorang pensiunan pegawai kecamatan. Seorang bapak tua yang sangat baik hati. Tidak lama aku tinggal di sini, atau tepatnya kami, karena pada saat itu aku tinggal ber-11 dalam sebuah tim penelitian.
Rumah ini menjadi tempat terakhir kebersamaan kami. Hingga lagu “kota mati”menjadi soundtrack perjalanan itu.
Cirebon yang panas, menjadi terasa indah di rumah ini. Bahkan pikiranku yang terbelenggu dengan kesedihan tentang cinta, menjadi terbuka lagi. Terlihat sepele memang! Tapi, tidak untukku. Ketika aku benar-benar merasa memiliki cinta itu, ternyata Allah berkehendak lain. Kesedihan yang cukup dalam.
Tapi, seseorang telah membantu membuka hatiku, bahwa di atas langit masih ada langit. Bahwa, ketika aku merasa sangat kehilangan orang yang menurutku "terbaik" untuk masa depanku, kesedihan berlebihan dan perasaan-perasaan negatif lain membelenggu hatiku. Dan ternyata itu salah. Kegagalan itu hanya sebuah siasat kesempatan untuk mendapatkan yang lebih baik lagi.
“HATIku” sembuh di sini.
Terima kasih untuk seorang teman yang telah membuat "batu" es hatiku mencair dalam hitungan menit. Aku sangat beruntung pernah bertemu denganmu.

Sebuah rumah di Sedang Serang, Bandung..
Ini adalah rumah seorang teman. Aku bahkan tidak tahu alamatnya dengan jelas. Yang kuingat, tidak perlu waktu lama untuk menuju ke gasebo-nya Bandung. Sebuah rumah mungil dan bersih. Rumah ini sangat menyenangkan di mataku. Lebih dari menyenangkan secara fisik, namun lebih komplit dari itu.
Ada aura kasih sayang utuh di rumah ini. Sempurna!
Seorang ayah yang bijak dan berwibawa, ibu yang sangat perhatian dengan anak dan suami, dua orang anak penurut yang sholeh-sholehah dan bisa membanggakan orangtuanya. Orangtua yang bahagia. Perasaan saling memiliki sangat mereka tunjukkan.
Ketika sang ibu bercerita bahwa mereka pernah hanya bisa makan berlauk garam, numpang-numpang ketika rumah yang dulu digusur pemerintah hingga akhirnya mereka settle dengan kondisi mereka. Aku merasa mereka sangat “kaya”, bukan secara fisik. Namun kebersamaan mereka.
Rumah ini benar-benar mengesankan untukku karena kasih sayang para penghuninya. Aku benar-benar “iri” dengan mereka, aku menginginkan keutuhan dan kesempurnaan kasih sayang itu terjadi padaku. Aku benar-benar “iri”..!


Kawah Putih, Ciwedey
Aku mengunjunginya bareng-bareng bersama teman-temanku tempo dulu. Memang hanya sekedar obyek wisata. Namun menurutku, sueeerr…beautiful sekali. Aku bahkan ingin kesana lagi, suatu saat nanti. Siapa tahu bisa foto prewedding di sana? Alamaak..indah nian.
Perjalanan menuju daerah itu, dihiasi jeritanku dan teman-teman semobil karena mobil yang kami tumpangi tidak kuat menanjak dan mesin tiba-tiba berhenti. Mungkin kaki si sopir sudah tidak kuat lagi menahan rem. Alhasil, mobil yang sudah separo jalan, meluncur turun ke belakang. Kami hanya bisa menjerit dan berteriak ”Allahu Akbar”, “Laailaahaillallah” waktu itu. Aku yang duduk kursi paling belakang, sangat pasrah dengan apa yang terjadi. Mau lari, jelas tidak bisa.
Namun, Allah memang maha dasyat. Mobil itu berhenti meluncur, mesin hidup, akhirnya menanjak lagi dan sampai di atas. Alhamdulillah. Sebuah piknik yang dihiasi sedikit suasana thriller..

Kalimanggis, Kuningan..
Seorang ibu yang kesepian. Dia seorang janda yang anaknya sudah tinggal di perantauan. Melihat ibu itu, aku teringat dengan ibuku sendiri. Apalagi ketika si ibu sakit, namun tak ada duit satu peser pun di dompetnya. Selama ini, dia hanya bergantung dengan uang yang dikirim oleh anaknya, yang pada saat itu belum bisa mengirimnya. Suerr..aku turut sedih banget. Alhamdulillah, ibuku masih beruntung karena punya uang sendiri. Sebuah pembelajaran bagi para anak..” wahai para anak, birul walidain..please..!”


Saung Pak Usman..
Sebuah daerah yang terletak di antara dua gunung salak dan ciremai yaitu Ciwaru, kuningan. Udaranya tidak sesejuk Jalaksana, bahkan terasa panas. Untungnya dekat sawah, jadi angin sawah bisa menyejukkannya.
Sebuah rumah milik Pak Usman, seorang pensiunan tentara. Kesan pertama menginjakkan kaki di rumah ini adalah so nice. Bertemu dengan pemiliknya, pujian pertama akan bertambah menjadi so nice, so beautiful.
Rumah yang nyaman, air melimpah dan bersih, jauh dari kebisingan selain teriakan anak kecil yang sedang bermain bola di tanah lapangan depan rumah.
Ada tempat favoritku di rumah ini yaitu sebuah saung di depan rumah.
Suasana pagi menjadi terasa nikmat dengan kongkow-kongkow bersama di saung depan rumah dengan segelas teh hangat atau sekalian sarapan. Di malam hari pun, kita bisa kongkow-kongkow santai. Nuansa alami yang menyehatkan. Jika ada yang bergitar, wah..suasana tambah mengasyikkan Serasa syuting videoklip deh.. Olala, saung Pak Usman..i’ll remember you!
Mencuci di belakang rumah, menjadi sangat indah dengan melihat pemandangan gunung, langit biru dan hijaunya sawah.
Apalagi yang harus aku tulis tentang saung milik Pak Usman ini? Banyak cerita indah di sini.
Sampai detik ini, Rumah milik Pak Usman dan Bu Encum ini adalah rumah favorit pertama selama si Kuningan. The next special story will write next day..


“Villa” Cibeureum..
Tidak seperti kesan pertama di rumah Pak Usman, yang langsung heart catching pada pandangan pertama. Namun ketika pertama menginjakkan kaki di rumah Hj. Ita ini, komentar pertamaku adalah,” Wah, rumah orang kaya”. Selanjutnya yang ada di pikiranku, tentu suasananya tidak sehangat di “saung Pak Usman”.
Sebuah rumah “modis” dengan design yang sudah direncanakan. Semakin ke dalam, ada hal yang membuatku menjadi nyaman yaitu air dingin pegunungan yang melimpah di kamar mandi.
Di rumah ini, air bukanlah kendala sama sekali. Duduk-duduk di pavilyun belakang dengan melihat ikan di kolam, sangat mengasyikkan. Apalagi perhatian 90 % dari pemilik rumah, membuat kami menjadi semakin betah. Kesan pertama yang biasa saja, berubah 180 derajad menjadi luar biasa mengesankan.
Lagi-lagi, kami bersebelas dalam sebuah tim penelitian. Dan aku pikir, kesan indah di “Villa” Cibeureum ini pun akan dirasakan oleh teman-teman yang lain juga.


Lebakwangi, Kuningan.
Kesan terdalam bukan dari pemilik rumah ini. Bahkan aku tidak kenal dengan pemiliknya, aneh kan? Memang. Tapi siapapun pemiliknya, yang jelas dia sudah sangat baik kepada kami.
Kesan mendalam tercipta, karena rumah ini adalah rumah terakhir kebersamaan kami. Sebuah saksi bisu sebuah perpisahan. Aku seperti tidak ikhlas menerima waktu perpisahan itu tiba. Tapi, Life must go on..!
Saatnya kembali ke dunia nyata kami. Mobil yang membawa kami, seakan menjadi sangat jahat menurutku. Aku menangis. Tapi, perpisahan memang lagi-lagi harus terjadi.
Ah, hanya pisah tempat. No Problemo, Man..!


Kalimanggis, Ciwaru, Cibereum dan Lebakwangi, didedikasikan untuk teman-temanku tim AJ SPKP : Mas Arif, Tendi, Ganjar, Yoga, Bang Budi, Umi, Siti, Isti, Vivi dan Aan.


Kisah di atas, hanyalah sebagian dari banyak tempat yang mengesankan hatiku. Setiap kesan itu terjadi, pasti ada sebuah kisah di dalamnya. Kesan-kesan itu, akan meninggalkan kenangan yang indah.
Tapi..
Di tempat aku mengetik semua kesan indah itu sekarang, aku berada di tempat yang paling berkesan sepanjang masa hidupku yaitu rumahku sendiri.
My Home Sweet Home..!

09 Agustus 2009

Mbah Surip : Tidak Ada Kata "Terlambat" Untuk Sukses

Manusia adalah makhluk pembelajar..

Belajar selalu ada koma, bukan titik. Hidup itu sendiri adalah belajar setiap detiknya dengan berbagai materi kehidupan dengan “seorang” guru terhebat sepanjang masa yaitu pengalaman, hingga akhirnya ada saat ujian dengan sebuah kasus yang memerlukan penyelesaian untuk mendapatkan jawaban. Hasil jawaban itulah yang akhirnya dinilai dengan hasil " sempurna, lebih dari cukup, cukup atau kurang.."


Bicara tentang belajar, akan menuju sebuah ujian dan akhirnya tidak akan lepas dari kata sukses.

Coba perhatikan, ketika ada teman kita mau maju ujian, kata-kata apa yang sering diucapkan teman yang lain untuk memberi semangat adalah..”Sukses ya! Semoga ujianmu berhasil !”, atau “goodluck” atau kata-kata tak sama lain namun tujuannya serupa yaitu mendoakan kesuksesan.

Mbah Surip, sebuah contoh nyata yang sedang menjadi top rating sekarang ini.

Orang-orang menyanyikan lagu “ Tak gendong kemana-mana “, sekedar untuk bercanda atau joke santai. Bahkan banyak orang yang menirukan gaya tertawanya, topi yang dipakainya, dan lain-lain. Meskipun sekedar untuk lucu-lucuan, namun sebenarnya merupakan sebuah tanda kesuksesan untuk seorang Mbah Surip. Tidak mudah terkenal di masyarakat.

Apakah sebuah usia bisa menutup pintu anda untuk menjadi orang yang sukses?

Bisa “ya”, bisa “tidak”.

Namun, lebih baik kita lupakan jawaban “ya”, ambil jawaban ‘tidak”. Yang positif lebih sehat untuk otak kita daripada yang negatif.


Lagi-lagi, Mbah Surip adalah contoh nyata untuk jawaban pertanyaan ini.
Dia adalah seorang artis yang baru ngetop dan dinilai sukses di usia 63 tahun. Bukan usia yang menjual untuk seorang artis, bukan?

Namun begitu, Mbah Surip bukanlah satu-satunya contoh orang sukses di usia senja. Ada orang-orang sukses lain yang berkategori tidak muda, namun bisa menghasilkan karya. Bisa jadi mereka mengawalinya sejak muda, seperti Bill gates. Namun ada juga yang beru mengawali setelah usia pensiun. Misalnya Kolonel Sanders dengan Franchise KFC-nya, yang sukses setelah usia pensiun.

Di dunia penulisan, lihatlah..

  • Pramodya Ananta Toer, seorang novelis piawai yang tetap menulis hingga usia 81 tahun. Karya-karya yang dihasilkannya pun bukanlah sekedar karya ecek-ecek.
  • Remy Silado, mendapat penghargaan Khatulistiwa Literary Award di usia 56 tahun untuk novel Kerusung Merah Kirmizi.
  • Ayu Utami, terkenal di usia 30 tahun ketika tahun 1998 dengan novel Saman yang dicetak tiga kali dalam setahun sekaligus memenangkan sayembara Roman dewan kesenian Jakarta 1998.

Kesuksesan tidak selamanya terpaku pada usia, jenjang pendidikan, nilai Indeks Prestasi Kumulatif, maupun jenis kelamin. Bahkan modal “dengkul” pun bisa membawa Aristotle Onassis menjadi raja kapal yunani selama beberapa tahun.


Jadi apa bekal tertepat yang harus disiapkan untuk sebuah perjalanan “kesuksesan”..?

Sebuah ZEST atau semangat yang tak kunjung padam, kecerdasan melihat peluang, dan tentunya sebuah DOA yang tulus.

Tidak pernah ada kata “terlambat” untuk sebuah kata SUKSES.

Employee, self employee and investor/businessman

Mempunyai rekening dengan saldo rupiah yang bisa membuat kata “wow”, Menjadi nasabah prioritas di bank ternama, bisa punya rumah bagus, kendaraan bagus, keluarga bahagia&sejahtera, dan sebagainya yang bagus-bagus..
Wah..ck..ck..ck..!

Begitulah harapan para employee dan self employee..

Kata Rasulullah, sembilan dari sepuluh pintu rizki ada dalam perniagaan. Jauh mendahului Robert T.Kiyosaki dengan cashflow quadrantnya, Rasulullah telah menunjuk businessman dan investor sebagai dua hal yang harus menjadi cita-cita seorang mukmin. Bukan self employee apalagi employee murni.


Namun..
Siapa tidak bangga ketika ditanya “ kerja dimana?” maka akan tercetuskan nama sebuah perusahaan, institusi atau lembaga yang bonafide. Pasti bangga kan?


Bekerja menjadi employe..

Akan terikat dengan sebuah ikatan jadwal kerja. Harus masuk jam “segini”, pulang jam “segini” atau lembur sampai jam “segini”.
Apalagi di kota besar seperti Jakarta yang rawan macet yang bisa bikin stress dan capek di jalan.

Berangkat pagi-pagi, jam enam. Karena pilihannya, berangkat jam enam ampai tujuan jam setengah delapan. Atau berangkat jam tujuh, sampai di tujuan jam sepuluh (karena macet).

Pulangnya juga begitu..
Pulang jam empat, sampai rumah jam delapan malam (karena macet) atau pulang jam delapan malam, sampai rumah jam sembilan malam.
Belum lagi masalah kompleks lainnya. Memang, hidup adalah perjuangan.


Begitu juga dengan menjadi seorang self employee..
Menjadi dokter yang berpraktik sendiri, jadi notaris, jadi penulis, Bolehlah dikatakan contoh self employee.

Tentu saja tidak setenang employee yang mendapat gaji setiap bulannya. Self employee, akan mendapat uang, ketika dia melakukan pekerjaannya, berhasil menjual baik berupa jasa ataupun produknya.

Contoh, seorang dokter yang berpraktik sendiri, akan dibayar ketika ada pasien yang berobat kepadanya. Seorang notaris akan mendapat uang, ketika ada orang yang butuh jasanya untuk menguruskan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaannya. Seorang penulis akan mendapat penghasilan, ketika tulisannya dimuat dimedia massa atau dibeli oleh penerbit untuk diterbitkan. Dan sebagainya..

Kelemahannya tentu saja, dalam hal finansial tidak setenang employee dengan gaji tetapnya per bulan. Namun kelebihannya, dia punya waktu luang atau tidak terikat oleh sistem kerja yang under pressure atau bebas dari ketar-ketir surat peringatan perusahaan ketika melakukan kesalahan.

Employee atau self employee, punya harapan yang sama untuk mendapatkan kesuksesan dalam hidupnya..seperti kata Rasulullah di paragraf kedua di atas yaitu menjadi seorang businessman dan investor.

Namun apapun itu, syukur dan dinikmati harus tetap jalan..


Oh iya..
Sebentar lagi, musim PNS-an (kalau sesuai jadwal).

Ada sebuah nasehat dari Hasan Al Banna, Washiat ke 16… dimana beliau berpesan :

“Jangan berambisi memegang jabatan pemerintahan atau pegawai negeri dan anggaplah dia sebagai pintu rizqi yang paling sempit. Tetapi jangan menolaknya jika ditawarkan kepadamu. Jangan mengundurkan diri, kecuali jika hal tersebut bertentangan dengan tugas-tugas da’wah.”

Relevan kan..?

Secara, posisi yang ditawarkan dalam formasi cpns sangat minimalis dengan pelamar yang bejibun jumlahnya. Sebuah perbandingan yang menghasilkan nilai harapan yang sangat kecil. Namun di balik kecilnya harapan itu, tetap ada harapan keberhasilan. Jika hal tersebut adalah keberuntungan dan berjodoh dengan kita.


Semangat..!!

Teror lagi ah..Teror lagi..!! Oh, Indonesiaku..!

Peristiwa peledakan Hotel JW Marriot dan Rtz Carlton sudah berlalu beberapa waktu yang lampau. Namun duka dan kepedihannya, akan diingat sepanjang umur oleh korban dan keluarga korban.


Ahh, kenapa di dunia ini ada saja orang yang berulah “ada-ada saja”.

Kalau ulahnya hanya bikin celaka dirinya sendiri, emang gua pikirin. Tapi kalau sudah mengancam kenyamanan dan keamanan orang lain atau orang banyak, bahkan bawa-bawa ajaran Allah yang salah tangkep.

Wah..waah, jelas sakit parah nih. Perlu antibiotik yang super ampuh.

So, untuk teman-teman..

Jika ada yang mencoba memprovokasi atas nama jihad dengan membawa ayat-ayat Allah, hubungi uztadz atau ulama terdekat. Lebih baik mencegah daripada mengobati.

Baca selalu taawudz dimanapun kita berada. Bisa jadi ada unsur “Tommy Rafael”(ups..sorry Tommy!) atau hiptonis ada dalam masalah ini. Waspada..!!


Sebenarnya..
Allah memang menuliskan perintah berjihad dengan jiwa dan harta di jalan Allah melalui ayat-ayatnya. Silahkan buka QS Al Baqoroh 189 sampai dengan 195.


Namun..
Ada saja “orang tidak pintar yang tidak merasa bahwa dirinya tidak pintar tapi sok pintar”, sehingga mengartikan ayat-ayat Allah secara serampangan dan sembarangan.

Tidak selalu jihad itu mutlak sama dengan perang, kecuali kondisi negara atau islam dalam keadaan genting sekali. Untuk penjelasan lengkapnya, lagi-lagi silahkan menghubungi uztadz terdekat.
Saya bukan ahlinya. Saya juga tidak pintar, hanya saja..saya sadar kalau saya tidak pintar.

Saya hanya beropini mengungkapkan kegeraman saya pada pelaku peledakan bom itu. Atau mungkin dulu cita-citanya dulu jadi James Bond kali..(lho? hehe)

Tapi teman-temanku..ada pesan juga di sini.

Peristiwa Jw Marriot & Ritz Carlton ini, sesungguhnya juga pengingat bagi kita. Bahwa tidak ada bagian di dunia ini yang benar-benar aman dari lirikan malaikat Izrail.

Mau di hotel berintang dengan security berlapis-lapis? Bisa kena bom juga.Mau di keramaian yang banyak teman? Bisa kena flu babi.
Mau di kasur tebal berbantal empuk? Bisa juga sesak nafas karena empuknya bantal..(mungkin meluk bantalnya terlalu erat? Hihi, ada-ada saja juga ya?).
Mau makan enak di resto mahal dan berbintang? Bisa keracunan makanan juga. Bisa-bisa saja kan, jika Allah sudah berkehendak?

Dan lain-lain ya..!

Allah sedang mengingatkan hamba-hambanya dalam kondisi ketika banyak orang telah bisu dan tuli, seperti kondisi dewasa ini.
Dimana Hedonisme adalah sebuah piala.

Meskipun tidak seluruhnya. Masih banyak orang yang mem-piala-kan agama. Makanya, Allah masih level memberi peringatan.

Meskipun konon Nurdin M Top sebagai otak teroris yang menjadi orang yang paling dicari sudah tewas, namun itu tidak akan menjamin keamanan 100 %. Kalau pun Nurdin sudah tewas, namun bagaimana dengan ilmu yang sudah mempengaruhi orang-orangnya? Wah..wah, pokoknya mah tetap berharap ending cerita yang bagus deh. Dimana penjahat selalu kalah dengan sang pahlawan.


Intinya..

Dimana pun kita berada, kematian sangat dekat dengan kita.

Pernah lihat film “Final destination”?

Sebuah film yang menceritakan bagaimana mengakali kematian. Namun coba perhatikan. Film itu selalu berakhir dengan mengambang atau tidak happy 100%. Ketika pelaku cerita berhasil dengan trik-triknya demi terhindar dari sebuah kematian, itu hanya sementara. Tapi di akhir film, tetap saja kematian menjangkaunya dengan cara yang tidak terbaca atau tidak tertangkap sinyalnya oleh pelaku cerita.
Wallahu a’lam bi showab.


So, what can we do?

Jangan pernah melakukan hal-hal yang negatif dimana pun kita berada. Say No To Negative Activities.