09 Agustus 2009

Mbah Surip : Tidak Ada Kata "Terlambat" Untuk Sukses

Manusia adalah makhluk pembelajar..

Belajar selalu ada koma, bukan titik. Hidup itu sendiri adalah belajar setiap detiknya dengan berbagai materi kehidupan dengan “seorang” guru terhebat sepanjang masa yaitu pengalaman, hingga akhirnya ada saat ujian dengan sebuah kasus yang memerlukan penyelesaian untuk mendapatkan jawaban. Hasil jawaban itulah yang akhirnya dinilai dengan hasil " sempurna, lebih dari cukup, cukup atau kurang.."


Bicara tentang belajar, akan menuju sebuah ujian dan akhirnya tidak akan lepas dari kata sukses.

Coba perhatikan, ketika ada teman kita mau maju ujian, kata-kata apa yang sering diucapkan teman yang lain untuk memberi semangat adalah..”Sukses ya! Semoga ujianmu berhasil !”, atau “goodluck” atau kata-kata tak sama lain namun tujuannya serupa yaitu mendoakan kesuksesan.

Mbah Surip, sebuah contoh nyata yang sedang menjadi top rating sekarang ini.

Orang-orang menyanyikan lagu “ Tak gendong kemana-mana “, sekedar untuk bercanda atau joke santai. Bahkan banyak orang yang menirukan gaya tertawanya, topi yang dipakainya, dan lain-lain. Meskipun sekedar untuk lucu-lucuan, namun sebenarnya merupakan sebuah tanda kesuksesan untuk seorang Mbah Surip. Tidak mudah terkenal di masyarakat.

Apakah sebuah usia bisa menutup pintu anda untuk menjadi orang yang sukses?

Bisa “ya”, bisa “tidak”.

Namun, lebih baik kita lupakan jawaban “ya”, ambil jawaban ‘tidak”. Yang positif lebih sehat untuk otak kita daripada yang negatif.


Lagi-lagi, Mbah Surip adalah contoh nyata untuk jawaban pertanyaan ini.
Dia adalah seorang artis yang baru ngetop dan dinilai sukses di usia 63 tahun. Bukan usia yang menjual untuk seorang artis, bukan?

Namun begitu, Mbah Surip bukanlah satu-satunya contoh orang sukses di usia senja. Ada orang-orang sukses lain yang berkategori tidak muda, namun bisa menghasilkan karya. Bisa jadi mereka mengawalinya sejak muda, seperti Bill gates. Namun ada juga yang beru mengawali setelah usia pensiun. Misalnya Kolonel Sanders dengan Franchise KFC-nya, yang sukses setelah usia pensiun.

Di dunia penulisan, lihatlah..

  • Pramodya Ananta Toer, seorang novelis piawai yang tetap menulis hingga usia 81 tahun. Karya-karya yang dihasilkannya pun bukanlah sekedar karya ecek-ecek.
  • Remy Silado, mendapat penghargaan Khatulistiwa Literary Award di usia 56 tahun untuk novel Kerusung Merah Kirmizi.
  • Ayu Utami, terkenal di usia 30 tahun ketika tahun 1998 dengan novel Saman yang dicetak tiga kali dalam setahun sekaligus memenangkan sayembara Roman dewan kesenian Jakarta 1998.

Kesuksesan tidak selamanya terpaku pada usia, jenjang pendidikan, nilai Indeks Prestasi Kumulatif, maupun jenis kelamin. Bahkan modal “dengkul” pun bisa membawa Aristotle Onassis menjadi raja kapal yunani selama beberapa tahun.


Jadi apa bekal tertepat yang harus disiapkan untuk sebuah perjalanan “kesuksesan”..?

Sebuah ZEST atau semangat yang tak kunjung padam, kecerdasan melihat peluang, dan tentunya sebuah DOA yang tulus.

Tidak pernah ada kata “terlambat” untuk sebuah kata SUKSES.

Tidak ada komentar: