17 September 2009

The Final Destination Of Nordin_17 September 2009

Islam mengajarkan, ketika kehilangan, kematian, berduka atau tertimpa musibah melanda maka ucapkanlah Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Namun berita terbaru bagi masyarakat Indonesia pada tanggal 17 september 2009 ini adalah “berita kehilangan, kematian dan musibah” yang membahagiakan, yaitu tewasnya Nordin M Top. Sebagian besar atau seluruh masyarakat Indonesia bisa jadi justru mengucapkan Alhamdulillah dan bukannya Innalilahi wa inna ilaihi roji’un.

Saya adalah seorang muslim..
Namun saya tersenyum ketika seorang “uztad” muda (saya lupa namanya) yang konon kenal dengan Nordin M Top dan pernah menjadi rekan sesama jamaah islamiyah berbicara di sebuah stasiun televisi. Dia memang mengatakan tidak setuju dengan paham jihad yang dibawa oleh rekannya tersebut. Namun dari pembicaraan yang disampaikan, tetap saja menyiratkan bahwa dia bangga dengan sosok Nordin M Top.

Dalam wawancara tersebut, “uztad” itu mengatakan bahwa Nordin adalah orang yang taat dengan islam dan bertanggungjawab. Dia sangat benci Amerika dan antek-anteknya. Dia tidak sembarangan memilih orang yang dijadikan “pengantin” bom-nya. Orang-orang yang dipilih menjadi “pengantin” adalah laki-laki yang kuat paham agamanya dan tidak punya tanggungan anak dan istri alias bujangan.
Aiih..ini uztad, benar-benar “uztad” atau sekedar bertampang “uztad” saja sih.

Satu komentar yang tercetus dari saya, ” Apa uztad ini tidak malu ya, karena ternyata para pelaku bom bunuh diri adalah laki-laki beristri dan telah mempunyai amanah anak. Bagaimana nasib anak dan istrinya. Bukan sekedar kehilangan seorang suami dan ayah, tapi mereka juga “kehilangan muka” karena dicap keluarga teroris. Dimana letak tanggungjawabnya sebagai manusia yang katanya berpaham agama kuat jika amanah Allah tidak dijaga sebaik-baiknya?”


Jika pak Uztad tersebut baca tulisan ini, aku ingin bilang..”Hati-hati dong kalau bicara, cek dulu data-datanya.”
Tapi untungnya, dia bukan orang terkenal sehingga harus klarifikasi ucapannya. Bahkan mungki masyarakat tidak begitu memperhatikan atau sudah melupakannya. Dianggap angin lalu saja.

Tapi sudahlah, tidak perlu dipermasalahkan. Toh, Nordin “mo” Ngetop tersebut sudah tewas sekarang.

Jihad ala harakiri? Lihat dulu kondisinya dong..
Islam melaknat orang yang melakukan bunuh diri. Bahkan dilarang untuk disholatkan. Itu sudah ada aturannya dalam Al Qur’an.
Nordin mengklaim bahwa tindakannya melakukan bom bunuh diri di tempat-tempat yang notabene ada unsur-unsur Amerika, adalah sebuah Jihad. Dia mengatakan dalam sebuah video bahwa musuhnya adalah Amerika..titik!

Tapi..
Kenapa dia melakukan bom bunuh diri, ketika dia terdesak di Kepuhsari, Mojosongo. Dimana letak unsur-unsur Amerikanya?
Hanya sebuah perbuatan sia-sia kan? Menurut saya, dia sudah kehilangan haknya untuk disholatkan layaknya seorang muslim yang meninggal. Tapi, wallahu a’lam bi showab. Jika pembaca tahu hal yang lebih benar tentang pendapat saya, silahkan melakukan koreksi.

Saya pikir, seorang Nordin hanya mempunyai sebuah gengsi dan bukan benar-benar semangat jihad.
Dia tak ada bedanya kisah Jepang klasik, dimana ada kisah-kisah Harakiri alias bunuh diri ala jepang. Namun di Jepang, kisah itu pasti ada alasannya. Dan menganggap lebih terhormat mati bunuh diri dengan samurai alias harakiri daripada harus menyerah pada musuh.
Saya menghargai kisah harakiri ini. Selain paham agama yang berbeda, juga budaya Jepang yang tidak saya pahami. Saya hanya ingin membandingkan si Nordin “mo” Ngetop dengan klaim jihad bom bunuh dirinya, dengan kisah harakiri Jepang yang tidak berpaham jihad. Sama saja. Hanya kisah seorang yang malu mengakui kalah.

Kemenangan itu dari Allah..
QS An Nisa ayat 100, tertulis bahwa :
Mereka dapat bersembunyi dari manusia, tapi tidak dapat bersembunyi dari Allah, karena Allah beserta mereka. Ketika pada suatu malammereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridhai-Nya. Dan Allah maha meliputi terhadap apa yang mereka kerjakan.
QS An Nisa ayat 111, tertulis bahwa :
Dan barang siapa berbuat dosa, maka sesungguhnyadia mengerjakannya untuk kesulitan dirinya sendiri. Dan Allah maha mengetahui, maha bijaksana.

Ya Rahman..Ya Rahim..Ya Mu’min..
Allah maha pengasih..Allah maha penyayang..Allah maha pemberi keamanan
Allah masih mencintai Indonesia..
Bisa jadi semua hal yang terjadi di bumi Indonesia hanya sebuah peringatan karena sayangnya kepada Indonesia agar tidak “meleng” jalannya.

Tidak ada komentar: