11 Februari 2010

Bangun dong, Ipang..!!

  
Judulnya kaya Judul serial Lupus ya? Emang pas untuk temanku yang satu ini.
Emmhh…
Aku memandang wajahnya dari samping dengan “effect” siluet, “Wah, mirip Lupus..! Coba pake tambahan permen karet yang dah ditiup besar..wah, tambah mirip..!”

Ipang namanya..
Dalam film kita yang berjudul “Timor 3 love story”, Ipang berperan sebagai anak lelakiku..hehe.
Sudah tua-tua masih suka main “film-film”-an ya?
Yah, kan ada petuah bijaknya bahwa..
Menjadi tua itu pasti, tapi menjadi dewasa itu pilihan..
(Betul..?? hehe)

Anak lelakiku, Ipang ini..
Meski penampilannya still cuek, tapi anaknya cakep lho. Tengil-tengil dikit..
Rambut rada gondrong, dengan baju pas di badan dan berkulit bersih. Sorot matanya tajem berbulu mata tebal dan lentik, walaupun badannya terbilang ceking..
(Ceking dalam bahasa indonesia  mah kurus, begitu ya pembacaku yang tidak bisa bahasa jawa..)
Wajahnya berkesan tanpa dosa. Ipang memang “amat” menarik (maksudnya “amat”nya yang menarik..hehe)
Karakter diam yang penuh misteri dan ganteng yang tanpa basa-basi, terus terang membuat nggak sedikit cewek yang melirik ke Ipang..
(Terutama yang merasa duitnya dipinjem Ipang..hihihi)

Sebenarnya, awal kenalku dengan Ipang..ahh, biasa saja.
Tapi, setelah aku benar-benar kenal Ipang, ketika kami sama-sama bertugas dalam sebuah tugas, pelan-pelan (bener-bener pelan-pelan), barulah saya tahu..
Bahwa diamnya Ipang ternyata punya sesuatu yang lain, yang saya anggap dahsyat sekali..
(Ceileee..dahsyat..?)
Apakah itu?
Apa ya.? Emmh..baru saya pikirkan juga apakah itu..hihihi.

Ipang punya gaya yang “Ipang bang-geets’..
Ipang yang kucing (malu-malu), kalau berpapasan dengan cewek yang disukai. Setelah moment ketemu cewek seperti itu, biasanya Ipang akan datang, kemudian bilang dengan nada mengadu..” Aku kan senang. Kalau senang kan jadi malu..hi..hi..hi..!”
Benar-benar menggemaskan untuk dijitak..

Tapi Ipang juga punya sisi payah juga..
Setelah melakukan interview dengan respodennya langsung yaitu si Ipang sendiri, bahkan telah dibuktikan pada beberapa hari yang lalu, Ipang memang payah dalam hal bangun pagi.
Bagi Ipang, matahari itu bukan terbit dari timur, tapi dari tengah..hehe.
Tapi dari pengamatanku sebagai “simbok”nya yang baik ketika di NTT, Ipang bukannya tidak bisa bangun pagi. Dia Cuma tidak mau saja.
Mungkin sengaja, biar ayam-ayam tidak tersaingi olehnya. Jadi, Ipang sengaja bangun telat biar ayam-ayam tidak malu karena keduluan.
(wikikikik..!)

Oh iya..
“Anak lelakiku” Ipang ini, punya cita-cita besar lho..
Yaitu selau kepengen membalas surat-surat dari para penggemarnya baik “surat” berupa sms, FB, atau sejenisnya. Bahkan penggemar yang tidak mengirim pun dibalasnya juga..(hehehe, kerajinan euiiy..).
Tapi sebagai simbok yang baik, maka aku akan berkata “ “Lanjutkan, anakku..!” Begitu nasehatku.
(hihihi..sama-sama kurang 1 ons..!)

Tapi, aku punya pengalaman spiritual dengan anak laki-lakiku, Ipang ini..
Pada suatu hari..
Demi tugas, kami berdua menuju sebuah kecamatan pemekaran yang menjadi bagian dari Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT bernama Fatukopa.
Medan yang berat, susah untuk diceritakan. Kecuali lewat gambar/foto..
Berdua naik motor yang serasa naik kuda. Tapi untunglah Ipang punya kemampuan naik motor yang baik..
Meski mulutku tak henti-henti mengomel, hati ketar-ketir, diiringi doa tak henti-henti, tapi akhirnya dengan perjuangan yang kompak, dibuktikan dengan tetap di satu motor (Yaa iyalah..memang tidak ada motor lain, hehe)..kita bisa keluar dari medan sulit itu dengan selamat.
Benar-benar “spiritual” kan? Meskipun dzikirnya lebih banyak dengan omelan-omelan yang membuat Ipang sebagai pemegang “kemudi”motor Bete minta ampun..hehe.

Anak lelakiku yang menawan..
(Uiih..!)
Semua kenangan indah itu akan menjadi semakin indah. Bagaimana kita selalu “bertikai” karena berebut wilayah kekuasaan untuk posisi ngentry yang nyaman, bagaimana rebutan air bersih ketika tinggal di tempat yang susah air, rebutan apa lagi ya? Ahh, rebutan yang tidak penting-penting begitu adalah keseharian kita..
Aku juga akan selalu ingat, bagaimana kau membuatku menangis ketakutan ketika hari pertama di basecamp yang berupa rumah dikelilingi hutan kemiri, dinding retak-retak dan sudah lama tidak berpenghuni, gelap tanpa listrik dan sepi, yang konon cerita beberapa orang, sering ada penampakan.
(Hiiiiy..!)
Tapi aku juga akan mengingat, bagaimana memelasnya ekspresi wajahmu setelah kepalamu digigit kalajengking.
(Benar-benar jadi tidak tega menjitaknya..oohh..!)

Oh iya, ada satu hal lagi tentang anak lelakiku ini..
Ipang butuh “sesaji” setiap harinya. Tidak perlu muluk-muluk, Cuma kopi dan rokok saja. Itu makanan pokoknya. Mungkin nasi hanya camilan saja baginya, hehe.

Emmhh..cukup susah menuliskan sesuatu yang agak “pujangga-isme” untuk anak lelakiku ini.

Eits tapi tunggu dulu Ade’..
Ada pantun untukmu nih..

Jalan-jalan ke pinggir empang
Nemu guci buatan Jepang
Hati siapa yang tidak bimbang
Jika ketemu Ipang tersayang
(Cieee..!!)


Ah, ada satu lagi De’..

Ada gula..
Ada semut..
Biar gila..
Tapi Imut..
(Lahyaaww..!Hihihi)

Sudah ya, cukup 2 pantun saja..(kaya iklan KB, 2 aja cukup! Hehe..)
Bagi pembaca yang penasaran, silahkan membuktikan keimutan anak lelakiku ini via facebooknya..Ipank Curank..yah!

Dan..
Apapun yang terjadi De’.. 
Aku akan tetap memanggilmu..” De’ Ipaaaaangg..!!!” 
Dengan tambahan..” Dek Ipaaang…banguuuun..!!!”


                                                                                                 Sweet memories dari NTT bersama DG-ers,
Special untuk Ipang



2 komentar:

de Vash mengatakan...

Bar kui mampir neng bali ndelok OrBug wkaaakkakaa..
http://vashnuno.wordpress.com/

Unknown mengatakan...

Kangen baca tulisan satu ini.. as always :)