24 Januari 2010

Sang Predivana (seri 2)

 
Sore hari yang cerah. Aku sangat menikmatinya, seakan-akan duniaku akan selalu baik-baik saja seindah suasana yang aku nikmati sekarang. Hemmh..apalagi yang aku butuhkan?

Ah, ternyata “dunia yang baik-baik” saja ini, tidak berlaku untuk sahabatku. dia datang dengan mata sembab penuh amarah.
Dia selalu datang kepadaku untuk semua kegundahannya, dan hanya akulah yang selalu siap meminjamkan bahuku untuknya, karena sahabatku hanya percaya padaku.

“ Aku merasa dipermainkan, shitt..!! “  Suaranya meninggi, melampiaskankan umpatan yang hampir tidak pernah aku dengar dari bibirnya. Sahabatku sangat lembut, meski emosinya mendidih. Tapi kali ini mungkin dia ingin tampil beda. Ah, toh hanya kepadaku dia bebas berekspresi apapun.

“ Sudah lega? Atau dikau masih ingin memaki lagi..?” Tanyaku.

“ Entahlah. Aku selalu tidak bisa melakukannya langsung..”  Nada suaranya melemah.

Ada yang mengganggu pikiranmu?” Tanyaku pelan dan pasti.

“ Aku merasa sedang berjalan mendekati kematianku sendiri..one step closer to my death..!” Jawabnya ketus.

“ Boleh aku tebak hal yang membuatmu gundah..?” Tanyaku mencoba menenangkan.

“ Aku tahu kalau dikau pasti sudah tahu. Ahh, tidak perlu ditebak. Cukup ceritakan satu kisah seorang Predivana lagi untukku..” Jawabnya disambung dengan sebuah permintaan yang sangat mudah.

“ Apakah itu bisa menghiburmu?” Tanyaku.

“ Tidak penting bagaimana efeknya. Bahkan kadang aku sendiri tidak paham kenapa aku tersenyum.. Jawabnya simpel.

Seperti perjanjian jual beli, akhirnya aku harus closing dengan permintaan Sahabatku itu. Bagaiman mungkin aku menolak sosok yang aku kasihi ini. Ah, kami memang sama, yang tidak menyukai sebuah penolakan untuk permintaan yang bisa dipenuhi.

“ Ok..! Kemarilah..!” Kalimatku membuatnya duduk manis di depanku.


Alkisah, pada suatu masa di abad pertengan ketika Detektif Sherlock Holmes sedang tenar-tenarnya.
Sepasang anak manusia yang saling mencintai dan menjadi sepasang kekasih.

Sebuah kisah dari Sang Predivana..
Seorang wanita dari kalangan terhormat yang tergila-gila dengan laki-laki tampan dari kalangan bangsawan pula.
Laki-laki yang menjadi kekasih Predivana bukanlah anak bau kencur yang baru pertama kali mengenal cinta.
Dulu, dia adalah kekasih dari wanita bangsawan pula bernama Naura. Wanita yang pernah menjadi bagian dari hidup kekasih Predivana. Namun, hubungan mereka akhirnya kandas dengan alasan “tidak cocok”. Klise namun nyata..!

Ah, bukan sebuah masalah bagi Sang Predivana. Bukankah setiap orang pasti mempunyai masa lalu. Bukankah manusia bukan hidup untuk sebuah masa lalu. Bukan hal besar bagi Sang Predivana.

Layaknya seorang pecinta..
Begitu juga wanita yang dilanda cinta seperti Sang Predivana. Dia sangat tulus mencintai kekasihnya. Semua hal buruk yang diucapkan oleh orang pun bahkan tidak pernah didengarnya. Semua kekurangan Sang Kekasih diterimanya dengan lapang dada.
Bahkan, Sang Predivana selalu bisa membuat kekasihnya terlihat sempurna di mata orang. Wanita yang luar biasa.

Roman cinta yang indah..
Sang kekasih juga sangat mencintai Predivana. Setidaknya itu yang selalu diucapkannya kepada Sang Predivana. Semua masalalunya, kekurangannya, kelebihanya dan semua hal yang sedang menerpanya tidak ada yang tidak diketahui oleh Sang Predivana. Entah itu hal bahagia atau tidak bahagia.
Dia benar-benar ingin hidup untuk membahagiakan Sang Predivana.

Cinta yang tidak pernah bertepuk sebelah tangan..
Semua hal dilakukan oleh Sang Predivana untuk membuat kekasihnya bahagia, begitu juga sebaliknya. Seakan-akan mereka berdua adalah pasangan romantis sepanjang jaman. Namun memang benar begitu adanya.

Banyak orang memuja kisah cinta mereka.
Cinta membuat dahaga, membuat manusia ingin selalu meminumnya. Bahkan bagaimanapun bentuk “minuman” itu.

Ikatan hati yang sangat kuat..
Seakan-akan, Tidak ada satupun hal buruk yang bisa memudarkan cinta Sang Predivana. Sebuah jalinan hati yang sangat mengagumkan.

Hari-hari Sang Predivana bersama kekasihnya sangat indah. Semua hal terasa indah untuk dinikmati.
Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam.. Hingga akhirnya, semua orang dibuat terhenyak.
.
Tanpa ada kabar angin skandal atau ribut-ribut apapun jauh-jauh hari sebelumnya, Sang Predivana mengumumkan kepada khalayak bahwa dia akan meninggalkan kekasihnya.
Sang Kekasih terhenyak oleh sikap Sang Predivana yang biasanya lembut, sekarang menjadi terlihat garang. Bahkan mata yang biasanya penuh cinta itu berubah menjadi mata yang penuh kesumat.
Sesuatu yang tidak pernah dihiraukan oleh kaum laki-laki seperti kekasih Sang Predivana.

Kabar itu semakin santer..
Meskipun bukan pengumuman secara resmi seperti selebriti jaman sekarang, tapi berita itu sudah membuat heboh sebagian besar orang yang sangat mengagumi kisah cinta Sang Predivana dengan kekasihnya.
Orang-orang sibuk menerka alasan Sang Predivana meninggalkan kekasih yang sangat dipujanya itu. Bukankah mereka berdua juga mengaku saling mencintai?
Alasan-alasan spekulasi bermunculan.
Orang pertama bilang, “ Mungkin karena harta!”, Tapi disanggah oleh sebagian yang lain, “ Sang Predivana bukanlah wanita yang matre. Toh, dia telah tahu dari awal tentang kondisi kekasihnya.”
Orang kedua bilang, “ Sang Predivana kepincut laki-laki lain!”, Tapi disanggah juga oleh sebagian yang lain, “ Tentu saja sangat salah. Sang Predivana adalah wanita setia. Bahkan ibarat kekasihnya jatuh pailit, sakit parah, atau apapun yang membuat kondisi kekasihnya dianggap tidak berharga di mata orang, Sang Predivana akan selalu siap di samping sang kekasih.”
Orang ketiga bilang, “ Sang Predivana sudah tidak mencintai kekasihnya itu!” , Tapi disanggah oleh sebagian yang lain. “ Bohong besar. Sang Predivana adalah seorang pecinta sejati. Dia sangat mengahargai cintanya..”
Semakin mereka berlomba mencari alasan yang tepat, semakin mereka tidak menemukan jawabannya.
            Rahasia hati Sang Predivana. Tidak mungkin Seorang Predivana yang sangat mencintai kekasihnya akan tega meninggalkan kekasihnya jika tidak ada sesuatu yang sangat membuat hatinya hancur dan menjadikannya seperti wanita kejam.

Aku menghentikan ceritaku sejenak..
“ Naah..dikau ingin ikut menebak alasan Sang Predivana meninggalkan kekasihnya itu, Sahabatku..?” Tanyaku pada Sahabatku.

Terlihat kernyitan halus di dahi Sahabatku.
“ Sebentar, biar aku tebak..” Jawabnya pelan.
Aku mengangguk menunggu jawabannya.
“ Sang Predivana tidak mau menjadi yang kedua di hati kekasihnya..” Jawab Sahabatku.
Aku memberikan applaus untuk jawaban yang dilontarkan Sahabatku ini.

Inilah endingnya..
Sang Predivana menemukan secarik coretan yang tintanya pun masih baru baunya. Menunjukkan bahwa waktu penulisannya terjadi kurang lebih satu hari yang lalu. Sebuah coretan asal di kertas, ketika sedang tidak ada pekerjaan.
Mungkin sekedar coretan tidak begitu penting untuk si penulis coretan itu. Hanya sekedar tulisan untuk melepaskan kegundahan hati.
Coretan yang ditulis kekasih Sang Predivana, ketika dia iseng-iseng ingin menulis. Bahkan tanpa bermaksud apa-apa dengan tulisan itu.

Isi tulisannya adalah..
Aku sangat mencintaimu, Predivana. Tapi Aku Tidak Bisa Hidup Tanpa Naura.

Sepele bukan? Keisengan yang fatal..

Aku menatap sahabatku setelah aku selesaikan kisah itu.
“ Bagaimana dikau bisa menebak  alasan Predivana meninggalkan kekasihnya?” Tanyaku.

Helaan nafas terdengar dari Sahabatku..
“ Karena itu yang membuat aku mengucapkan makian saat ini. Aku takut menjadi yang kedua..” Jawab Sahabatku. 



Aku menunggunya mengucapkan kalimatnya.
Bernada ketus, Sahabatku melanjutkan kalimatnya..
          " Dan kamu tahu..? Ketika aku merasa "dipojokkan, terluka dan dipermainkan". Aku tidak pernah merasa bahwa dia benar-benar mendukung atau melindungiku. Mungkin benar..bahwa cinta itu hanya sebuah kata-kata.."


Aku tidak menjawab pertanyaan retoris itu
             " Apakah berteriak atau mungkin memaki bisa membuatmu lega hari ini?"

Sahabatku mengangguk
             " Lakukanlah sekeras kau mau..!" Perintahku.
Namun, Sahabatku justru diam. Meskipun matanya masih menyimpan sesuatu yang tertahan. Aku tahu dia tidak bisa mencaci lagi. Emosi yang selalu tertata rapi..


Aku tersenyum menenangkan Sahabatku.
“ Seringkali wanita memang benar-benar sangat aneh. Dia bisa menerima laki-laki yang dicintainya seburuk apapun kondisinya. Namun, ketika dia merasa menjadi yang kedua di hati laki-laki yang dicintainya, dia bisa sangat terluka atau bahkan sekedar merasa terancam...”

Aku menepuk pundaknya lembut. Kubisikkan sesuatu di telinganya.
            “ Sadarilah bahwa dirimu sangat istimewa, Sahabatku..!  ” Jawabku.




(Untuk “sebuah perasaan yang sedang tidak baik-baik saja”)





4 komentar:

ARS mengatakan...

oo begitu ya predivana

RAHMA SOFIA mengatakan...

Ini siapa ya..??Tingkiu untuk komentnya..

GOTENTEA mengatakan...

andai dirimu di posisikan sebagai predivana mungkin dirimu akan lebih "menjiwai" menulis lanjutan2nya..

RAHMA SOFIA mengatakan...

Youps..!!! Tingkiu brother..