26 Januari 2010

My Monday...Huuh..!



I hate Monday..
Karena Monday-ku kemarin, aku sedang futur banget. Mau tahu?

Ini sebuah cerita tentang curahan hati..
Pada suatu hari, aku mengalami kondisi mental futur yang sangat klimaks. Benar-benar klimaks..!
Ketika begitu banyak cerita yang tersimpan tapi enggan kuceritakan dengan alasan-alasan tertentu.
Ketika aku merasa sangat susah untuk berbagi. Karena bisa jadi bukan sebuah jalan keluar yang aku peroleh, namun hanya menimbulkan kerunyaman baru.
Ketika banyak kejadian baru bagiku yang terlihat sederhana tapi tidak sederhana.
Ketika aku merasa berada di sebuah persimpangan.
Ketika aku tidak bersalah namun dipersalahkan dari berbagai sudut, seakan-akan hanya aku pemeran tunggalnya.
Ketika aku merasa harus bisa mengatasi sendiri.
Ketika aku merasa ibarat “harus tetap tersenyum di kala sesak nafas”.
Ketika ada perasaan ingin marah, untuk melampiaskan. Namun aku hanya “sendirian”. Seperti ingin mengatakan kepada siapa saja bahwa hatiku tersiksa.
Ketika..
Ketika..
Ketika..
Ahh, cukup banyak “ketika” yang membuat perasaanku sangat buruk.

Sebuah kondisi wajar yang biasa dialami oleh banyak orang. Teman-teman yang membaca tulisan ini pasti pernah merasakannya bukan?

Inilah yang aku lakukan demi mencari sebuah perasaan lega..

Senin, 25 Januari 2010..
Mungkin terlihat bodoh dan agak berbahaya, tapi bagaimana lagi..lagi pengen..hehe. Kebiasaan dulu, ketika dalam kondisi begitu, aku menyukai naik motor dengan kecepatan tinggi sambil nyanyi dengan suara kencang. Toh, tidak ada yang dengar kan. Teriak sekalipun, tiada akan dipedulikan.
Kemarin, ingin mencobanya setelah sekian lama sudah tidak melakukannya lagi. Untungnya ada alasan untuk naik motor jarak agak jauh, ketika aku harus ke Yogyakarta untuk suatu keperluan.
Wah, sayangnya..hal itu tidak terlakukan dengan optimal. Mau tahu kenapa?
Alasan yang simpel..
Karena aku belum membeli kacamata baru untuk kacamata minusku yang hilang di bandara Ngurah rai dulu. Alhasil, aku hanya bisa “setengah ngebut” karena konsentrasi harus tinggi, menyinkronkan fokus mata dengan jalan.
Yaah, gimana lagi..jalannya terasa agak miring-miring dan buram-buram dikit..hehe.

Sampailah di Yogyakarta, dengan kondisi yang masih belum berubah bahkan semakin memuncak futur-nya.

Masih mencoba mencari pelepasan lega yang lain..
Tempat yang aku tuju adalah toko buku yaitu Social Agency dan Gramedia. Terasa nyaman, dikelilingi oleh ‘benda-benda bisu” itu.
Tapi ternyata kali ini lain. Buku yang biasanya enak djadikan teman ketika suntuk, ternyata tidak membantu melegakanku.
Bukan sebuah aktivitas sia-sia juga sih, hanya saja aku tidak mendapat pencerahan apa-apa di sana. Padahal, biasanya aku bisa senyum-senyum ketika buku serial lupus sudah ada di tangan.. atau hanya sekedar lihat buku-buku baru dan berharap ada yang sudah dibuka plastiknya, jadi bisa baca di tempat alias nyari gratisan.
( Lhah, di toko buku kok kaya di perpustakaan saja yaa..hehe!)

Puas tidak puas, saatnya waktu ashar..
Aku meninggalkan Gramedia menuju Masjid Syuhada untuk menunaikan sholat ashar. Ah, tapi perlu menunggu beberapa saat rupanya karena jarum jam masih menunjukkan pukul 14.25 wib..
Suasana tempat sholat untuk putri, sangat sepi. Hanya ada satu orang yang terlihat sedang sholat di pojok ruangan.
Suasana yang sangat tenang dan nyaman..
Aku mengambil posisi agak ke belakang untuk melakukan sholat takhiyatul masjid.

Allahu Akbar..
Aku sangat menikmati sejak tanganku terayun untuk melakukan takbiratul ikhram. Benar-benar tidak merencanakan pada awalnya. Namun air mataku keluar dengan sendirinya. Suerr..aku benar-benar menikmati sholatku.
Akhirnya..
Setelah sholat,  Aku puaskan untuk menangis sampai mata terasa perih karena gesekan dengan tisu.

Dan hasilnya..
Sensasi lega yang cukup luar biasa, aku temukan di Masjid Syuhada ini. Bukan maksud sok alim nih, tapi daripada sok bejat mendingan sok alimlah..dengan harapan bisa alim beneran..hehe.
Tapi, lebih sempurna, jika di saat kondisi futur seperti itu, ada “sosok nyata” yang menjadi penenang yang manjur. Iya bukan? Hemmh.. pastinya.

Eits, ada satu lagi..
Tiba-tiba aku merindukan sahabat-sahabatku yang sudah berpencar-pencar dan jauh tempat tinggalnya. Sueer..aku kangen kalian Anny, Annisa dan Adib. Tapi bukan melalui  facebook, telpon atau sms saja. Aku merindukan kalian benar-benar ada di di depanku.
Kalian selalu bisa membuatku benar-benar tertawa, bukan hanya sekedar tertawa.

Eh, ada lagi..
Tiba-tiba aku juga merindukan teman-teman ngajiku dulu. Ketika aku mengalami “down” yang cukup besar di tahun 2003-2004 dulu. Hihihi..jadi malu kalau ingat jaman dulu. Masa rajin ngaji gara-gara patah hati. Wuu..wuu..alasan yang tidak keren ya..?
Tapi, meski aku belum bisa menjadi seperti kalian, tapi aku merasa bisa ‘lebih baik’ karena campurtangan kalian juga. Kalian memang tidak membuatku tertawa lepas, tapi memberi nuansa yang lain.
Jadi ingat ketika liqo’, mabit, picnic kecil-kecilan di dekat gedung pusat dengan bawa bekal sendiri. Wiii…kangeeen..!
Sweet memories untuk Bee, Mila, Nufi, Emma dan “murobbi-ku” Mbak Jamilah. Sepertinya aku belum jadi mutarobbi yang baik nih mbak..






Tidak ada komentar: