21 Juni 2009

The Right Man In The Right Price

Muda, punya bakat bermain yang luar biasa. Bahkan banyak yang menyebut, bahwa mereka terlahir sebagai bintang.

Penilaian yang layak dilontarkan untuk pemain tengah Manchester United, bernomor punggung 7, Cristiano Ronaldo Dos Santos Aveiro (CR7) dan Ricardo Izacson Dos Santos Leite (Kaka), pemain tengah-depan Ac Milan bernomor punggung 8.


Sepak bola adalah team work. Sehingga kontribusi yang besar sehingga permainan 1 tim menjadi hidup dan menawan, membuat klub-klub besar dan kaya di Eropa meliriknya. Salah satunya adalah Real Madrid, yang gelap mata melakukan penawaran dengan nominal uang yang luar biasa untuk bisa mendapatkan pemain bintang tersebut.


Apa sih yang mereka inginkan dari seorang Ronaldo dan Kaka?

Tujuan dari sebuah investasi adalah profit. Klub pembeli tentu tidak main-main dengan pengeluaran nominal yang besar tersebut. Mereka tetap akan meminta timbal balik yang luar biasa pula, yaitu prestasi sehingga menghantarkan klub mereka menjadi juara. Sebuah profit immaterial dalam sebuah sepakbola adalah menang dan menjadi juara. Mengenai profit material, itu adalah imbas yang akan diperoleh selanjutnya. Sama dengan permainan dalam dunia usaha apapun.

Di sini, menjadi juara liga champion adalah salah satu tujuan setiap klub di Eropa. Sebuah simbol kesempurnaan bagi semua klub sepak bola eropa. Karena imej liga champion tidak kalah pamor dengan kejuaraan 4 tahunan seperti Euro Cup dan World Cup.


Kenapa Ronaldo dan Kaka Mahal?

Pada dasarnya tidak hanya Ronaldo dan Kaka. Mereka hanya sebuah contoh. Semua manusia mempunyai kesempatan berdaya tawar mahal seperti Ronaldo dan Kaka dalam bidang apapun yang positif. The right man and the right price..


Ronaldo dan Kaka menjadi “mahal” memerlukan proses yang tidak instan. Mereka tidak melakukan proses karbit yang memungkinkan matang di luar, mentah di dalam. Karena sepakbola memerlukan skill, dimana tidak bisa diperoleh dengan latihan 1 hari saja.

Learning by doing adalah tipsnya. Mereka yang melatih skill bermain bola tidak mungkin sekedar belajar teori dari buku. Mereka akan terjun langsung secara fisik dalam permainan itu. Learning by doing itu akan membuat mereka semakin handal. Kematangan proses Learning by doing akan menciptakan prestasi-prestasi yang akhirnya menciptakan pengakuan terhadap skillnya. Salah satu efeknya adalah, menciptakan daya jual tinggi. Sebuah proses sebab dan akibat, orang yang tepat untuk harga yang tepat.

Tentu saja ini sebuah kebanggaan besar baik sebagai pribadi, untuk klub-klub yang pernah diikutinya dan membawa nama negaranya.

Jika Ronaldo dan Kaka mahal, apa untungnya untuk kita?

Tidak secara langsung, tapi saya menangkap makna lain dari nominal luar biasa yang ditawarkan kepada Ronaldo dan Kaka. Bukan sekedar sepak bola glacio league akan menjadi semakin menarik dengan variasi itu, namun Ronaldo dan Kaka adalah contoh sebuah keberhasilan yang nyata dari sebuah mental tangguh dan menyadari potensi diri dengan “bermimpi” nyata sejak dini. Kenapa?Pasti bingung, dimana nyambungnya? Flashback sebentar ya..


Masih ingat pengalaman Ronaldo di World Cup 2006 ?
Saat itu, Ronaldo melakukan provokasi pada wasit yang membuat rekan setim-nya di MU, Wayne Rooney terkena kartu merah. Insiden yang membuat Inggris tersingkir dari Portugal dalam perempat final itu, tentu saja membuat marah rakyat di bumi Britania. Cemooh, hinaan dan teriakan “boo” atau”huu” atau sejenisnya selalu dilontarkan pada Ronaldo ketika sedang bermain. Beberapa saat bahkan Ronaldo sempat terpengaruh dengan suasana tidak nyaman itu, sehingga dia berniat hengkang dari MU. Namun dengan profesionalitas dan mental “cuek” yang positif, dia mampu hadir kembali sebagai bagian sepakbola di bumi Britania dengan mengacuhkan cemooh-cemooh itu. Bahkan Ronaldo pun memiliki kontribusi yang besar dalam melambungkan MU dengan prestasi-prestasi sebagai juara. Akhirnya penghargaan dari rakyat Britania pun diperolehnya kembali.


Kaka..
Kaka tidak sefenomenal Ronaldo dalam hal pengalaman mental. Dia lebih terkesan low profil dan baik-baik saja. Lalu apa cerita flash back untuk Kaka sehingga dia biasa menjadi mahal ?

Jawabannya adalah sebuah proses penggalian potensi diri. Kaka mempunyai cita-cita dan mimpi besar sejak kecil untuk menjadi pemain sepak bola yang bisa bermain di Ac Milan. Pada saat itu, Ac Milan adalah klub terbesar di ranah Italia. Bahkan banyak pemain Brazil yang mengidamkan untuk bisa bermain di sana. Dulu, itu hanyalah sekedar mimpi seorang bocah pecinta bola.

Kenyataannya sekarang?
Pertama : Kaka berhasil menjadi pemain bintang di Ac Milan, klub impiannya di Italia. Kedua : Klub luar yang kaya dan bergengsi tinggi melakukan penawaran luar biasa untuk dirinya. Kaka tidak sekedar mendapatkan impiannya yaitu bermain di Milan, namun lebih dari itu dia menjadi orang yang diinginkan dan terkenal di dunia.

Sebuah mentalitas yang bagus dengan pemahaman yang baik dengan potensi diri sejak dini, akan menciptakan keberanian untuk bermimpi.
Ada
kata-kata bijak bahwa “Mimpimu hari ini adalah kenyataanmu esok hari”. Tentu saja tidak sekedar bermimpi seperti ketika tidur. Tapi melakukan usaha keras dalam penciptaan mimpi menjadi kenyataan.

Dare to dream, Dare to action, Dare to fail, Dare to get big succese..!

Mereka yang sekarang menjadi bintang dalam bidangnya adalah orang yang 90 % mempunyai mimpi sejak dini “ingin menjadi apa kelak”, bermental tangguh dan 10 % keberuntungan dan memanfaatkan kesempatan.


Mungkin salah satunya kita lho..kelak. Amin.



Tidak ada komentar: