10 Juni 2009

Ilusi Demokrasi

Kampanye pemilu presiden sudah dimulai. Genderang untuk menarik perhatian rakyat sudah diperdengarkan secara resmi. Tidak modal "nekad" saja, uang milyaran rupiah pun diinvestasikan sebagai dana kampanye. Ada yang dari kocek pribadi, ada pula yang mendapat dana sponsor. Wow, lagi-lagi uang..

Seumur gini, belum pernah saldo di rekening saya menunjukkan nominal lebih dari 8 digit..(kasian deh loe!). Itu pun pasti selalu berkurang terus digitnya karena lebih sering melakukan penarikan dibandingkan setoran. Saya jadi berandai-andai..
" Andai..a..a..a..ku punya uang milyaran..
Andai..a..a..a..tak usah pakai kerja.."
Waw, jika itu terjadi. Pasti "mblenger" tujuh keliling deh bahagianya. Atau justru jadi takut tidur, karena hitung-hitung uang melulu. Tapi rasanya, babak itu masih dalam acara "mimpi kali ye" nya hidup saya deh..(hehehe)

Beberapa hari yang lalu, saya bertemu seorang teman yang hobi bicara politik. Teman saya bertanya,"Menurutmu, kampanye pilpres sekarang bisa bisa bersih gak? Aku tidak yakin jika tim sukses para capres tidak melakukan kampanye hitam."
Saya hanya mengernyit melihat ekspresinya yang sinis dengan gaya Zuper.
Kampanye hitam? mungkin peserta kampanyenya sedang iklan sampo "hitam? siapa takut?"kali yaa..haha!

Saya tidak lihai bicara tentang politik, sekaligus tidak terlalu berminat. Meskipun akhir-akhir ini saya mendadak jadi pengamat politik. Hanya sebuah kalimat renungan untuk kampanye pilpres ini :

Pernahkan kita mendengar sebuah rasionalisasi yang lazim, tapi ditolak sepanjang zaman? Yaitu menghalalkan segala cara.
Pohon yang buruk, bagaimanapun akan menghasilkan buah yang buruk pula. Cara-cara jahat akan menghasilkan tujuan jahat pula.
Namun, kebenaran adalah rasionalisasi yang akan diterima sepanjang zaman. Bahkan jika manusia menolak pembuktiannya, semesta yang akan membuktikannya.


saya pribadi, tidak terlalu ambil pusing. Tapi tetap mengikuti setiap dialog yang dilakukan capres di tivi. Mencari chemistry pribadi untuk persiapan nyontreng lahyaw. Bukan berpaham golput sih..(hehe).
Tapi, tetap enjoy tanpa beban. Karena siapapun presidennya, urusan rezeki pribadi tidak tergantung padanya, tapi pada Tuhan. Mau SBY? OK. Mau JK? silahkan. Atau mau Mega? emm..(??).

Apapun pilihan anda, pilihlah yang mantap lahir batin. Kalau perlu istikharoh atuh..!!
Jangan tertipu dengan ilusi demokrasi yang dilakukan, tapi liat dan saksikan dengan cermat kemampuannya. Rakyat pun boleh melakukan fit and proper test untuk calon pemimpinnya dong?
Setujuu..!!

Tidak ada komentar: