25 Mei 2009

Sepucuk Surat Perasaan


Seringkali beban menumpuk dalam pikiran kita. Ketika beban itu bisa disharingkan dengan orang yang tepat, bukan menjadi persoalan. Tapi lain halnya ketika kita berbagi perasaan dengan orang yang justru membuat jengkel. Daripada menambah prosentase perasaan negatif karena jengkel, lebih baik kita menulis sepucuk surat perasaan untuk memproses, menyembuhkan dan melepaskan energi negatif tersebut. Berbuatlah seolah-olah menyampaikan semua perasaan yang telah membuat hati jengkel dan bahwa si pembuat jengkel sedang mendengarkan. Luangkan beberapa menit untuk menempuh setiap tingkat surat untuk merasa lebih nyaman.

Contoh :

Dear __________________________

Aku marah, frustasi dan jengkel karena ……………………………………………………..

Aku sedih, kecewa dan terluka karena ……………………………………………………....

Aku khawatir, cemas dan takut karena ……………………………………………………...

Aku menyesal, terganggu dan sungkan karena ……………………………………………

Aku mengerti, percaya,memaafkan dan berterimakasih kepadamu atas …………………..................................................................................................................

Bila merasa perlu memarahi seseorang, memaki atau menghajarnya, bukan hanya itu sebuah tindakan semena-mena namun akan membuat ketidaknyamanan untuk diri kita sendiri. Jangan harap dia akan bersimpati dengan kemelut emosi yang kita rasakan. Justru akan memperlarut keadaan.

Bila sepucuk surat perasaan belum juga menciptakan perasaan mengampuni kita muncul, tulislah sepucuk surat tanggapan balasan. Dalam surat tanggapan balasan tersebut, katakan semua jawaban yang ingin kita dengarkan. Tulislah semua pengakuan salahnya, Permintaan maafnya, tulislah bagaimana penyesalan yang dia rasakan, tulislah bahwa dia merasa sangat rendah di hadapan kita, dan sebagainya. Sepucuk surat perasaan dan sepucuk surat tanggapan balasan, akan membantu kita bagaimana cara memaafkan tanpa repot dengan sikap si pembuat jengkel. Karena Orang tersebut bukan orang yang layak kita dipikirkan.






Tidak ada komentar: