20 Mei 2009

Ketika Perjalanan Terhenti Suatu Saat Nanti

Suatu hari, Jibril datang menemui Rasul dengan membawa sebuah nasehat yang sangat berharga.
"Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, tapi sesungguhnya engkau akan mati. Berbuatlah sesukamu, sesungguhnya engkau akan dibalas menurut perbuatanmu itu. Cintailah siapa yang engkau kehendaki, sesungguhnya engkau akan dipisahkan. Ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin itu karena sholat malamnya dan kebesarannya ialah tidak butuhnya dengan sesama manusia."

Hidup adalah sebuah perjalanan panjang. Stasiun awal adalah kelahiran, stasiun berikutnya kematian, stasiun berikutnya lagi dalah perhitungan amal. Hingga akhirnya sampai di stasiun pemberhentian terakhir yaitu firdaus yang indah atau neraka yang panas.

Hidup ini adalah perjalanan panjang. Tempat setiap manusia menggantungkan harapan, kesenangan dan keinginan hidup. Tetapi pada prakteknya, banyak dari keinginan itu yang melampaui batas kebolehannya. Bahkan melampaui melanggar batas kehalalannya.

Alangkah cepat hidup ini. Segalanya datang dan pergi dengan tiba-tiba. Kematian memang menyesakkan meski untuk sekedar dibicarakan. Tetapi dengan mengingat kematian, akan memberi peringatan yang kuat dan manfaat yang besar. Tentu bila dilakukan dengan sungguh-sungguh.

"Ingatlah selalu saat kepergian itu, agar kita selalu berada di jalur hidup yang lurus"


Tidak ada komentar: