10 Oktober 2010

Soliloquy

"Sujud itu indah..
Bahwa kamu menumpahkan semua uneg-unegmu tanpa sungkan, bahwa kamu menangis sampai tempat sujudmu basah.
Inilah bentuk lain dari nikmat Tuhan yang selalu mengajakmu bersabar.
Agar langit menjadi persambungan sujudmu, harapanmu bahkan semua amarah di matamu.
Agar kesedihanmu menjadi naungan teduh yang memberimu ketenangan.
Ketenangan yang akan memaksamu terus berjalan.."


Tapi, aku tak setegar dulu, aku melemah..


"Bodoh, kenapa kamu merasa lemah?"

Kenyataan yang begitu lama aku tolak, tiba-tiba kini kuyakini..
Cinta ini telah menanam air mata di mataku..

"Air mata apakah itu?"

Air mata kepedihan dan cinta berbaur dengan angan-angan yang bukan sekedar kegilaan. Hingga akhirnya tersimpan dalam ribuan cerita di dalam hati.
Mencabik-cabik semua yang tersisa di sana.

"Menangislah sepuasmu, betapa tangis itu adalah bentuk kenikmatan.."


Tapi aku belum menguasai seni menangis yang baik..


"Setelah kelelahanmu berlalu, kamu akan menguasai seni menangis itu.
Sangat menyenangkan bila kamu bisa merasakan sebuah kekuatan mahagaib yang sedang terlelap dalam genggaman telapak tanganmu, namun selalu siap kau bangunkan kapan saja kamu mau.."



Tanganku yang lemah ini hanya akan lebur dalam genggaman tangan yang kuat.


"Binasakan kesedihanmu..laut tidak pernah bosan dengan warnanya.."

Tidak ada komentar: