06 Mei 2010


Sepanjang waktu sampai detik ini saya hidup, rasanya sangat minimalis saya menuntut hak atau membalas secara lisan terhadap kritikan tidak membangun dan tekanan yang menghancurkan.
Saya mengira, jika saya melakukan pembalasan dengan lisan saya, justru hanya akan menuai kerugian dan penyesalan yang besar. Bahkan bisa menimbulkan kerenggangan antara saya dengan orang yang mengkritik saya tersebut. Sebab, kalimat balasan yang disertai emosi tinggi bisa jadi jauh lebih terekspresikan “kepedasan”nya. Lebih dari itu, akan bisa menyulutkan api permusuhan dari sikap saya yang mungkin tidak terima.

Menurut saya, jalan terbaik untuk menyikapi kritikan tidak membangun dari orang lain atau celaan yang memerahkan telinga itu adalah dengan tidak peduli- lekas melupakan- pemakluman- menganggapnya tidak pernah terjadi- menutup telinga dan mata dengan tetap sabar.

Laut yang luas tidak akan terpengaruh oleh lemparan batu seorang bocah,
apalagi Cuma berupa batu kerikil meskipun kerikil yang tajam bentuknya.


Mendengar kalimat yang tak mengenakkan telinga, jangan buru-buru membalas dengan kalimat yang serupa tak enaknya atau 10 x lebih tak mengenakkannya. Redamlah “kepedasan”itu dengan pura-pura tidak tahu, Anggaplah “si pengkritik tak tahu adat” bicara sendiri dengan tembok bangunan tinggi. Orang gila tuh..
Tapi, hal ini hanya berlaku untuk kritikan tak membangun-celaan dengan penuh kebencian dan memerahkan telinga.

Sebaliknya, jika mendengar pujian beruntun terucapkan untuk kita, bersikaplah seolah-olah tak mendengarnya, setelah mengucapkan kata terima kasih dan membisikkan kata amin dalam hati.
Karena setiap pujian baik adalah doa.


Tolaklah kejahatan dengan cara yang lebih baik dan halus, meski dalam hati&otakmu akan selalu terputar kata “Enyahlah” untuk kejahatan&pelaku kejahatan tersebut..



4 komentar:

GOTENTEA mengatakan...

jika saya termasuk orang yang kamu maksud, maafkan saya kerena tidak ada maksud.. kadang kesalahpahaman dapat membuat orang jadi salahpaham dan tidak tahu harus mulai dari mana untuk memperbaikinya..
tapi beneran saya sedikitpun ga ada nat untuk membuat kritik2 atau kata2 yang tidak berkenan..
saling mengingatkan saja ya bila sya benar2 sudah terlalu berlebihan..
gudlak 4 u n sukses selalu..

RAHMA SOFIA mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
RAHMA SOFIA mengatakan...

Maaf tu mahal harganya..tidak gampang terucapkan, tidak gampang terberikan, biar tidak tersepelekan kata-kata itu..

RAHMA SOFIA mengatakan...

Maaf tu mahal harganya..tidak gampang terucapkan, tidak gampang terberikan, biar tidak tersepelekan kata-kata itu..